PASBAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) mengimbau masyarakat pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana megathrust Mentawai. Selain gempa bumi, ancaman tsunami juga dapat terjadi dan mengancam wilayah sepanjang 150 kilometer garis pantai Pasaman Barat.
Data BPBD setempat, gempa bumi skala kecil kerap terjadi di wilayah ini. Kondisi tersebut menjadi indikator aktifnya sesar di kawasan pesisir yang berpotensi memicu gempa besar disertai tsunami.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pasaman Barat, Zulkarnain, Senin (4/8), mengatakan terdapat sekitar 80 ribu jiwa yang bermukim di sepanjang pesisir pantai. Dengan jumlah penduduk dan luas wilayah tersebut, ketersediaan jalur evakuasi dan shelter masih tergolong minim.
"Potensi bencana megathrust ini nyata, apalagi dengan panjang garis pantai kita yang luas. Jalur evakuasi dan sarana pendukung masih jauh dari cukup," ujarnya.
Hingga kini, BPBD hanya dapat melakukan sosialisasi dan mitigasi bencana secara berkesinambungan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggandeng pemerintah nagari, lembaga swasta, hingga swadaya masyarakat setempat.
Menurut Zulkarnain, peristiwa gempa dan tsunami yang terjadi di berbagai daerah menjadi pelajaran penting bagi masyarakat pesisir Pasaman Barat. Kekhawatiran warga semakin meningkat mengingat wilayah ini juga tengah menghadapi cuaca ekstrem.
Ia menegaskan, edukasi dan mitigasi harus terus ditingkatkan untuk menekan potensi korban jiwa jika bencana terjadi. Langkah ini dinilai lebih efektif dibandingkan hanya mengandalkan peringatan dini.
"Wilayah Pasaman Barat merupakan market bencana dengan beragam potensi, mulai dari banjir, longsor, hingga gempa bumi. Oleh karena itu, kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci," ungkapnya.
BPBD juga berupaya menyediakan sarana penunjang untuk evakuasi mandiri, terutama di titik-titik rawan. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat respon masyarakat saat terjadi bencana.
Pihaknya mengingatkan, masyarakat yang tinggal di dekat pantai harus mengetahui jalur evakuasi terdekat dan memiliki rencana penyelamatan keluarga. Kesiapan ini dapat menyelamatkan banyak nyawa ketika waktu evakuasi terbatas.
Selain itu, sosialisasi juga dilakukan BPBD meliputi simulasi evakuasi, pelatihan tanggap darurat, dan penanaman pengetahuan kebencanaan di sekolah-sekolah. Upaya ini diharapkan membentuk budaya siaga bencana di kalangan masyarakat.
"Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. BPBD tidak bisa bekerja sendiri, dukungan masyarakat sangat menentukan keberhasilan mitigasi," tutupnya (arafat)
GENCAR: Terlihat Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pasbar. Zulkarnain, gencar sosialisi terhadap Kelompok siaga bencana di Pasbar, beberapa waktu lalu. (aft/sgl)