PALU -- Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak pemerintah daerah (Pemda) untuk lebih memperhatikan pembangunan bidang keagamaan, termasuk penguatan madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan. Menurutnya, keterbatasan anggaran Kementerian Agama tidak boleh menjadi penghalang dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan layanan keagamaan di daerah.
“Dari segi fasilitas dan sumber daya manusia, madrasah masih tertinggal dibanding sekolah umum negeri. Karena itu, perlu dukungan nyata dari pemerintah daerah,” ujar Menag saat memberikan pembinaan kepada ASN Kementerian Agama Sulawesi Tengah dan bersilaturahmi dengan tokoh lintas agama di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (2/11).
Menag menilai, kolaborasi antara Kemenag dan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan pendidikan agama, kerukunan umat, serta pemberdayaan rumah ibadah dapat berjalan berkelanjutan.
“Kementerian Agama tidak bisa berjalan sendiri. Kita butuh sinergi dengan pemerintah daerah agar setiap program berdampak langsung bagi masyarakat,” tegasnya.
Menag juga mengapresiasi sejumlah kepala daerah di Sulawesi Tengah yang telah menunjukkan perhatian besar terhadap pembangunan keagamaan. Di antaranya, Bupati Banggai Amirudin Tamoreka yang menghibahkan dana lebih dari Rp3 miliar untuk pembangunan Gedung Kantor Kemenag Banggai di atas tanah hibah milik Pemerintah Daerah.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah di bawah kepemimpinan Gubernur Anwar Hafid dan Wakil Gubernur Reny Lamadjido juga meluncurkan Program Berani Berkah, salah satu dari sembilan program unggulan daerah yang menekankan penguatan spiritualitas dan kearifan lokal sebagai fondasi pembangunan.
“Selain program Berani Berkah, ada juga Sulteng Berjamaah, Sulteng Mengaji, dan Majelis Subuh Berkah yang rutin digelar setiap Sabtu Subuh di Masjid Mujahidin Kantor Gubernur,” ujar Plt. Kakanwil Kemenag Sulteng H. Muchlis.
Dalam kesempatan yang sama, Menag juga menegaskan pentingnya peran imam, tokoh agama, dan ASN Kemenag sebagai penggerak nilai-nilai keagamaan di masyarakat.
“Masyarakat menaruh harapan besar kepada imam dan ASN Kemenag untuk menjadi teladan dalam akhlak, integritas, dan pengabdian,” pesannya.
Menag turut mengapresiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai “pahlawan kerukunan” yang berperan penting menjaga stabilitas sosial.
“Modal bangsa kita yang paling mahal adalah kerukunan. Banyak negara gagal membangun karena tidak aman. Kita patut bersyukur hidup di Indonesia yang damai dan rukun,” tandasnya.
Berdasarkan data Puslitbang Kemenag RI tahun 2023, Indeks Kerukunan Umat Beragama di Sulawesi Tengah mencapai 76,95 persen dan termasuk dalam kategori “Rukun Tinggi”.
Kunjungan kerja Menag di Sulawesi Tengah diawali dengan silaturahmi bersama Masyayikh Pengurus Besar Alkhairaat, orasi ilmiah pada Wisuda ke-45 UIN Datokarama Palu, peninjauan Masjid Raya Baitul Khairaat, serta pelantikan pengurus Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Sulawesi Tengah.
Rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan pembinaan ASN dan silaturahmi tokoh agama. Demikian website Kemenag RI. (*)