PADANG -- Sumbar gelar rapat paripurna istimewa, peringatan Hari Jadi Sumatera Barat ke-80, Rabu (1/10). Peringatan hari jadi tersebut diharapkan menjadi pendorong semangat untuk membangun provinsi ini menjadi maju dan sejahtera.
Hal tersebut sesuai dengan tema hari jadi Sumbar yakni "Bersama Membangun Sumatera Barat Sejahtera dan Maju".
Ketua DPRD Sumbar, Muhidi saat memimpin rapat paripurna tersebut mengatakan peringatan hari jadi ini tidak boleh dijadikan sekedar seremonial. Melainkan mesti menjadi momentum refleksi dan evaluasi terhadap komitmen bersama terhadap tanah kelahiran, yakni Sumbar.
"Kita patut merenungkan kembali, sejauh mana kita menjaga, melestarikan, dan menerapkan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan para pendahulu kita. Dalam gelombang globalisasi dan derasnya arus teknologi informasi, kita menghadapi tantangan serius berupa degradasi nilai, norma, dan budaya termasuk nilai-nilai adat Minangkabau," ujar Muhidi.
Ia mengatakan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2022 tentang Provinsi Sumatera Barat, telah secara sah dan konstitusional mengakui dan menegaskan bahwa nilai falsafah "Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah" (ABS-SBK) sebagai dasar filosofi kehidupan masyarakat Minangkabau - Sumatera Barat.
Falsafah ini, tegas Muhidi, bukan hanya sebuah ungkapan budaya, melainkan sistem nilai yang telah hidup, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan sosial, pemerintahan, adat, dan agama masyarakat.
"ABS-SBK adalah jati diri kita, yang berakar pada nilai-nilai Pancasila, dan sekaligus menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia," paparnya.
Oleh karena itu, lanjut Muhidi, seluruh peraturan daerah, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun peraturan nagari, wajib berlandaskan pada nilai-nilai ABS-SBK.
Ini menjadi fondasi penting dalam penyusunan kebijakan dan regulasi yang tidak hanya berpihak pada kepentingan pembangunan. Tapi juga memelihara warisan adat dan budaya sebagai masyarakat Minangkabau.
"Namun, pertanyaannya sejauh mana nilai-nilai itu masih kita pegang dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari? Jangan sampai kita hanya larut dalam euforia menjadi "urang Minang" yang terkenal ramah, santun, beradat, dan menjunjung tinggi etika, namun nilai-nilai tersebut tak lagi tampak dalam tindakan nyata," tegasnya.
Ia mengatakan, pada usia ke 80 tahun ini, telah banyak capaian yang diraih Sumbar. Dalam satu dekade terakhir, setelah melalui bencana gempa 2009 dan pandemi Covid-19, Sumbar tetap bergerak maju. (t2)