PADANG - Makan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk kelangsungan hidup. Sayangnya, hingga saat ini pemborosan pangan masih saja terjadi. Makanan masih layak konsumsi terbuang percuma.
"Kita masih melihat ada yang boros pangan, tentu ini tidak baik," ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Pangan, Alfiadi saat Rapat Persiapan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-DG) Kota Padang di ruang kerjanya, Kamis (24/7).
Alfiadi mencontohkan perilaku tersebut. Ketika Baralek (pesta pernikahan), tamu undangan mengonsumsi setiap masakan yang dihidangkan.
"Semuanya (masakan) ingin dimakan, namun akhirnya banyak bersisa," kata Alfiadi.
Makanan sisa (food waste) ini mengakibatkan kerugian. Jika diuangkan, kerugian tersebut mencapai triliunan rupiah dalam setahun.
"Akibat food waste ini kerugian mencapai Rp551 triliun pertahun di seluruh Indonesia. Karena itu saya imbau warga Padang untuk stop boros pangan," ajaknya.
Sisi lain, Alfiadi mengatakan saat ini masyarakat masih belum terbiasa untuk beralih pangan. Beras masih menjadi komoditi pilihan.
"Mindset kita, kalau belum makan nasi, belum makan namanya. Meski sudah mengonsumsi makanan lain sebelumnya," ujar Alfiadi.
Alfiadi mengajak warga untuk dapat beralih ke pangan lain. Tidak saja beras. Akan tetapi mengonsumsi pangan lain seperti ubi, kentang, sagu. "Terpenting mengkonsumsi pangan yang bergizi seimbang," katanya.
Di kesempatan itu, Dinas Perikanan dan Pangan melakukan rencana penyusunan RAD-DG Kota Padang. Sejumlah OPD di lingkup Pemko Padang diundang untuk mematangkan matriks kerja. (ch)