PADANG -- Semen Padang FC kembali kalah dari tamunya di kandang sendiri. Kali yang menjungkalkan Kabau Sirah adalah Bhayangkara Presisi Lampung FC, dalam lanjutan pertandingan pekan ke delapan BRI Super League 2025/2026 di Stadion H. Agus Salim, Padang, Senin sore (20/10).
Padahal laga ini menjadi ujian penting bagi Kabau Sirah untuk keluar dari zona bawah klasemen sementara. Namun kenyataannya Semen Padang FC yang telah mendapat pelatih anyar malah makin terpuruk di dasar klasemen.
Hingga pekan ke tujuh, Semen Padang baru mengoleksi 4 poin. Sementara Bhayangkara FC berada di posisi ke-12 dengan 8 poin. Kemenangan di kandang menjadi harga mati bagi skuad asuhan Dejan Antonic untuk menjaga asa bertahan di kompetisi kasta tertinggi musim ini.
Sejak peluit awal dibunyikan, Semen Padang tampil agresif dengan tekanan dari sayap kanan dan kiri yang digalang oleh Rosad Setiawan dan Cornelius Stewart. Serangan cepat tersebut membuat lini belakang Bhayangkara FC sempat kewalahan, namun tim tamu mampu merespons lewat kecepatan Sani Rizki dan ketajaman Dendy Sulistyawan.
Hingga menit ke-28, laga berjalan ketat tanpa gol. Semen Padang mendominasi penguasaan bola hingga 65 persen, namun belum mampu menembus rapatnya pertahanan Bhayangkara FC yang tampil disiplin. Beberapa peluang dari luar kotak penalti juga belum menemui sasaran.
Petaka bagi tuan rumah datang di menit ke-31, saat Angelo Meneses menerima kartu kuning setelah melakukan pelanggaran keras terhadap pemain lawan. Momentum tersebut membuat ritme permainan Semen Padang sedikit menurun dan dimanfaatkan Bhayangkara FC untuk membangun serangan balik cepat.
Pada menit ke-39, Sani Rizki berhasil memecah kebuntuan setelah menerima umpan terobosan dari Moises Wolschick. Ia melepaskan tembakan keras ke pojok gawang yang tak mampu dibendung kiper Arthur Silva. Gol tersebut membawa Bhayangkara FC unggul 1–0 hingga babak pertama usai.
Memasuki babak kedua, kedua pelatih melakukan rotasi pemain. Di kubu Semen Padang, Pedro Rodrigues de Matos dan Abrizal Umanailo masuk menggantikan Filipe Chaby dan Armando Oropa untuk menambah daya serang. Sementara itu, Bhayangkara FC mengganti Sani Rizki dan Ginanjar Wahyu dengan Fareed Sadat dan Ryan Kurnia.
Pertandingan di babak kedua berlangsung semakin panas. Dalam kurun waktu 15 menit, wasit mengeluarkan lima kartu kuning—tiga untuk Semen Padang dan dua untuk Bhayangkara FC. Intensitas tinggi membuat kedua tim tampil lebih hati-hati dalam duel perebutan bola.
Semen Padang terus mencoba menekan pertahanan Bhayangkara FC melalui umpan-umpan silang dan permainan cepat di sektor sayap. Namun, rapatnya barisan belakang Bhayangkara yang dikomandoi oleh Anderson Salles membuat tuan rumah kesulitan menembus area kotak penalti.
Pelatih Dejan Antonic akhirnya memasukkan Irsyad Maulana pada menit ke-77 menggantikan Rosad Setiawan untuk menambah variasi serangan. Meski dominan di akhir laga, upaya Semen Padang untuk mencetak gol penyama kedudukan belum membuahkan hasil.
Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 0–1 untuk keunggulan Bhayangkara FC tak berubah. Gol tunggal Sani Rizki di babak pertama menjadi pembeda dalam pertandingan yang berlangsung ketat di Stadion H. Agus Salim tersebut.
Hasil ini membuat Semen Padang FC kian terpuruk di dasar klasemen sementara Super League 2025/2026. Sedangkan Bhayangkara FC membawa pulang tiga poin penting dari Padang. (mbg)