Faktual dan Berintegritas

Thobib Al-Asyhar 

BOGOR --  Kementerian Agama (Kemenag) mendorong para takmir agar tidak hanya terampil mengelola kegiatan ibadah, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan digital dalam memberdayakan masjid.

Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Kemenag, Thobib Al-Asyhar, dalam kegiatan Pembinaan dan Penguatan Kompetensi Takmir Masjid dan Musala di Bogor, Kamis (23/10).

Menurut Thobib, masjid saat ini harus hadir tidak hanya secara fisik, tetapi juga di ruang digital. Dengan literasi digital yang memadai, takmir dapat menjangkau jemaah lebih luas dan menyebarkan nilai-nilai keislaman secara relevan. “Dari mimbar ke media, dari masjid ke masyarakat. Itulah arah dakwah sekarang,” ujarnya.

Thobib menjelaskan, jemaah masa kini mencari informasi dan pencerahan tidak hanya melalui ceramah langsung, tetapi juga lewat media sosial. Karena itu, masjid perlu memiliki kanal digital agar tetap menjadi pusat aktivitas keagamaan sekaligus ruang komunikasi umat.

“Kalau dulu jemaah datang ke masjid untuk mendengar informasi, kini mereka juga ingin melihatnya di layar,” katanya.

Ia mencontohkan, pengumuman kegiatan masjid kini dapat disebarkan melalui grup WhatsApp, unggahan media sosial, atau laman web sederhana.

Lebih lanjut, Thobib menilai bahwa literasi digital tidak sekadar kemampuan menggunakan gawai, tetapi juga keterampilan dalam mengelola pesan dengan bijak. Takmir, katanya, harus mampu memilih bahasa yang santun, menyampaikan informasi secara jujur, serta menghindari konten yang berpotensi memecah belah.

Ia menambahkan, pengelolaan media digital dapat menjadi sarana dakwah yang efektif. Satu unggahan positif di media sosial dapat menjangkau ribuan orang dalam waktu singkat.

“Satu kata bijak di media bisa menjadi dakwah yang menyentuh hati,” ungkapnya.

Thobib juga mendorong para takmir untuk berkolaborasi dengan remaja masjid yang lebih akrab dengan dunia digital. Menurutnya, kerja sama lintas generasi dapat memperkaya ide dan membuat kegiatan masjid lebih dinamis.

“Anak muda itu kreatif, mereka bisa bantu masjid tampil menarik di media sosial,” ucapnya.

Selain sebagai sarana komunikasi, lanjut Thobib, media digital juga dapat digunakan untuk memberdayakan umat. Ia mencontohkan, publikasi kegiatan sosial, pelatihan ekonomi, atau kajian tematik dapat mendorong partisipasi masyarakat lebih luas.

Untuk itu, Thobib berharap setiap masjid ke depan memiliki takmir atau pengurus yang memahami strategi komunikasi publik berbasis digital.

“Masjid harus adaptif terhadap perubahan. Semakin baik komunikasi digitalnya, semakin kuat perannya di tengah masyarakat,” tandasnya sebagaimana dikutip dari website Kemenag RI. (*)
 
Top