Menag Nasaruddin Umar terima audiensi delegasi Pemprov Sumatera Barat di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (23/10).
JAKARTA -- Kota Padang, Sumatera Barat akan menjadi tuan rumah Seminar Wakaf Internasional. Menteri Agama menyambut gelaran ini dan berharap akan menghasilkan rumusan untuk mengoptimal peran wakaf dalam pemberdayaan ekonomi umat.
Menag Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya memperkuat literasi wakaf dan nilai-nilai Al-Qur’an sebagai fondasi pembangunan umat. Hal ini disampaikan Menag saat menerima audiensi delegasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (23/10). Selain Seminar Wakaf Internasional, pertemuan ini juga membahas rencana penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-41 tingkat Provinsi Sumatera Barat di Bukittinggi.
“Seminar Wakaf Internasional dan MTQN bukan hanya agenda keagamaan, tetapi juga momentum kebangkitan literasi keagamaan yang mencerahkan dan menggerakkan umat. Keduanya menjadi refleksi semangat kita untuk menjadikan agama sebagai energi pembangunan,” ujar Menag.
Menurutnya, potensi wakaf di Indonesia sangat besar dan perlu dikelola dengan pendekatan modern, transparan, dan produktif agar benar-benar memberi manfaat sosial dan ekonomi.
“Wakaf jangan hanya dipahami sebagai amal jariyah dalam bentuk tradisional. Melalui seminar internasional ini, saya berharap muncul gagasan baru tentang tata kelola wakaf produktif yang bisa menjadi instrumen pemberdayaan ekonomi umat,” imbuhnya.
“Kemenag berkomitmen memperkuat ekosistem wakaf yang profesional, akuntabel, dan terintegrasi dengan sistem digital yang transparan,” lanjutnya.
Terkait MTQ di Bukittinggi, Menag Nasaruddin Umar menekankan bahwa kegiatan ini harus dimaknai sebagai gerakan kultural dan spiritual untuk menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar ajang kompetisi.
“MTQ bukan hanya lomba membaca Al-Qur’an, tetapi ruang dakwah untuk membumikan pesan-pesan rahmatan lil ‘alamin. Di tengah dunia yang semakin digital dan kompleks, kita perlu memastikan generasi muda tidak hanya fasih membaca, tapi juga memahami makna Al-Qur’an dan menerapkannya dalam kehidupan sosial,” tegasnya.
Menag juga menilai penyelenggaraan dua kegiatan besar tersebut merupakan bukti kolaborasi kuat antara Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan visi Asta Protas Kementerian Agama 2025–2029, terutama dalam bidang transformasi tata kelola keagamaan dan penguatan moderasi beragama.
“Saya sangat menghargai langkah sinergis Kanwil Kemenag Sumbar, Pemerintah Provinsi, serta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang terus menginisiasi program-program inovatif. Ini menandakan semangat kolaboratif ASN Kemenag semakin matang dan berorientasi hasil,” ujar Menag.
Ia juga menyampaikan harapannya agar kehadirannya di Padang dan Bukittinggi nanti menjadi momentum memperkuat komitmen bersama membangun keagamaan yang inklusif, sejuk, dan berkemajuan.
“Kita ingin Sumatera Barat menjadi model bagaimana agama hadir sebagai inspirasi pembangunan dan harmoni sosial. Dari bumi Minangkabau, kita perlihatkan wajah Islam Indonesia yang damai, moderat, dan mencerdaskan,” tutup Menag. (*)
Sumber website Kemenag RI.