PARIAMAN -- Festival pesona 'Hoyak Tabuik Piaman' telah usai. Puluhan ribu masyarakat tampak menyaksikan prosesi pembuangan 'tabuik' ke laut, Pantai Gandoriah, Pariaman, Minggu (21/7) sore.
Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa dibuang. Begitu terbuang, adzan magrib terdengar berkumadang. Masyarakat bubar. Membubarkan diri mencari masjid dan mushala. Banyak juga yang langsung pulang.
Seking ramainya yang datang menyaksikan puncak Pesona Hoyak Tabuik Piaman, beberapa ruas jalan di kota sala lawuak itu jadi macet. Kemacetan masih terjadi ketika berita ini diturunkan tadi malam.
Pengunjung, mesti tidak seramai tahun-tahun sebelumnya, tampak datang dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Barat. Bahkan juga dari provinsi tetangga. Antara lain dari Pekanbaru, Jambi dan Bengkulu. Perantau tidak sedikit pula yang pulang menyaksikan pesta budaya yang digelar anak nagari tersebut.
Festival Budaya Tabuik, sebagai mana disampaikan Pj Walikota Pariaman, Roberia, berlangsung selama 10 hari. Jadi, tidak hanya sehari. Yang sehari itu adalah pesona hoyak tabuiknya.
Seperti disampaikan panitia penyelenggara, selama 10 hari festival tabuik, Kota Pariaman tampak benar-benar semarak. Yaitu dengan pergelaran berbagai seni dan budaya Minangkabau. Hiburan seni digelar setiap malam dan, tidak hanya pada satu tempat, tapi dibeberapa tempat.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, sangat mengapresiasi festival Pesona Hoyak Tabuik Piaman. Apresiasi untuk anak-anak nagari yang telah menyelenggarakan iven, yaitu dalam rangka memperingati hari Asyura, wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain dalam perang karbala.
Gubernur yang hadir mendampingi pejabat dari Kementerian Parikraf berharap Pariaman ke depan dipersiapkan sedemikian mungkin menjadi daerah banyak iven. Salah satunya iven Wisata Tabuik yang sekarang sudah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN).
Menurut Gubernur, jika iven-iven pariwisata itu terbangun baik, banyak wisatawan akan datang ke Pariaman. Pariaman akan ramai dan, dengan sedirinya perekoomian masyarakat akan terangkat. (drh)