PENGAMAT politik dan filsuf, Rocky Gerung, menyorot pengelolaan makanan bergizi gratis (MBG) di dapur-dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia menyoroti terjadinya kasus keracunan pada MBG, lalu menyentil mobil Badan Gizi Nasional (BGN) berubah menjadi ambulan.
Kita tentu sangat memahami apa yang jadi sorotan Rocky Gerung tersebut. Malah itu khawatir begitu banyaknya pelajar yang diduga keracunan makanan bergizi gratis. Hampir seluruh daerah terjadi kasus demikian, termasuk di Sumatera Barat. Di Agam informasinya sudah lebih 100 anak yang diduga keracunan MBG.
Anak-anak pelajar yang semula berangkat sekolah dalam keadaan sehat-sehat saja, tapi setelah mengkonsumsi makanan yang dibagikan dari dapur-dapur SPPG tiba-tiba mual, muntah, pusing dan lain sebagainya. Anak-anak yang mengalami kondisi demikian harus dilarikan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Jika hal seperti ini terjadi, tentu bisa diduga bahwa MBG-lah penyebabnya. Secara teknis, kenapa makanan yang katanya bergizi bisa membuat anak-anak sakit. Apakah makanan atau bahan makanan terkontaminasi bakteri tertentu, wadah tidak higienis, dapur tidak bersih, pekerja yang tidak sesuai SOP atau perut anak-anak yang tidak cocok dengan makanan yang dibagikan, dan lain sebagainya.
Semua persepsi dan dugaan itu sah-sah saja menyelinap di pikiran masyarakat. Apalagi di setiap kasus belum ada pernyataan resmi pihak berkompeten apa yang menjadi penyebab kasus keracunan tersebut. Secara logis, tentu tidak mungkin tiba-tiba saja ada bakteri atau bibit penyakit yang menyerang ke makanan tersebut. Bahkan ada temuan ulat di makanan dan sebagainya.
Ada yang menduga keracunan makanan terjadi lantaran interval waktu memasak dengan waktu konsumsi terlalu jauh, ada pula dugaan dapur tidak higienis, ada dugaan bahan-bahan yang dimasak tidak lagi segar dan banyak lagi dugaan demi dugaan. Sekali lagi semua baru dugaan-dugaan.
Merujuk hal demikian, sudah saatnya pemerintah memberi keterangan kepada masyarakat, terutama di tiap-tiap sekolah yang berasal dari satu dapur, apa sesungguhnya penyebab keracunan makanan itu. Atau secara global perlu kajian ilmiah, terkait kasus-kasus tersebut. Jika tidak, tentu dugaan demi dugaan akan menghimpit pikiran masyarakat.
Lebih dari itu, jika tidak penelitian, kajian dan sejenisnya, tentu tidak akan jelas pula solusi yang harus diambil. Akibatnya apa yang disentil Rocky Gerung itu bisa terjadi. Mobil MBG datang ke sekolah membawa makanan, keluar dari sekolah membawa pasien. Kita tidak ingin itu terjadi, bukan?
Oleh karena itu, pemerintah harus segera mencari biang dari segala kasus ini. Semoga apa yang diharapkan, yakni generasi emas bisa tercipta. Semoga! (Sawir Pribadi)