PADANG -- Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Sumatera Barat mencatat permintaan kebutuhan hewan kurban pada hari raya Idul Adha 1446 Hijriyah tahun ini meningkat. Kebutuhan diperkirakan mencapai angka 43 ribu ekor sapi dan kambing. Jumlah ini mengalami peningkatan sekitar 2 ribu ekor dibandingkan tahun 2024 lalu yang hanya berjumlah 40,175 ekor.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sumbar, Sukarli, memastikan kenaikan jumlah hewan kurban ini, diikuti dengan pengetatan pengawasan arus distribusi dan lalu lintas ternak dari dalam dan luar provinsi jelang hari raya Idul Adha. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kembali merebaknya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang beberapa tahun sebelumnya sempat mewabah di Sumatera Barat dan beberapa daerah lainnya di Indonesia.
"Kondisi kita tetap waspada. Kita selalu menyampaikan kepada seluruh kabupaten dan kota untuk selalu menjaga keamanan ternak dari potensi wabah PMK dan sebagainya," ujar Sukarli, Senin (2/6).
Selain meningkatkan pengawasan arus distribusi dan lalu lintas ternak dari luar provinsi, Disnakeswan Sumbar juga terus memasifkan program vaksinasi PMK sejak Januari 2025. Hingga kini 27 ribu dosis vaksin PMK telah disalurkan kepada pemkab/kota.
"Target dari pusat pada tahun ini kita harus menyalurkan 56 ribu dosis vaksin ke seluruh kabupaten dan kota. Ini terus kita upayakan," ungkapnya.
Lebih lanjut Sukarli mengungkapkan, secara statistik jumlah hewan kurban yang disembelih masyarakat Sumatera Barat memang selalu menunjukkan tren peningkatan signifikan. Tren menggembirakan ini bahkan telah berlangsung sejak empat tahun terakhir.
"Sejak empat tahun terakhir, kenaikannya, berkisar antara 1.500 hingga 2 ribu ekor per tahun. Tren kenaikan ini telah berlangsung sejak tahun 2021 hingga tahun 2025 ini," ucapnya.
Sukarli menilai, tren peningkatan kebutuhan hewan kurban ini mengindikasikan kondisi perekonomian masyarakat Sumbar kian membaik. Begitupun dengan antusiasme masyarakat Sumbar untuk berkurban cukup tinggi. (ys)