Faktual dan Berintegritas

Catatan Ringan Ilham Bintang.

     Paman Biriin. Begitu panggilan akrab warga untuk Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor.
     Ini gubernur asyik. Penggila olahraga dan musik. Dia atlet karate Dan 6. Baru minggu lalu bikin acara seru : mengumpulkan 5000 atlet karate di Banjarmasin. Prakarsa itu mendapat rekor dari MURI.
     Bagaimana dengan urusan musik? Lebih seru lagi. Ini ada kisah artis Helmy Yahya, kini direktur utama TVRI. Sekali waktu Helmy ketemu Paman Birin di rumah pengusaha tambang, Haji Syamsuddin. Gubernur Kalsel itu langsung “nantang” Helmy. Kalau bisa menyanyi dangdut dijanjikan dapat honor Rp5 juta / lagu. “ Saya terkekeh dalam hati. Paman Birin rupanya tidak tahu, saya asli penyanyi dangdut,” cerita Helmy. Di akhir acara Helmy membawa uang Rp 75 juta karena berhasil membawakan 15 lagu. “Hahaha Iya, saya gas terus,” kata Paman Birin mengkonfirmasi.
     Paman Birin menjabat Gubernur Kalsel sejak 2015. Pria kelahiran Banjarmasin 51 tahun lalu itu tampaknya menggunakan kiat enjoy untuk menjalankan roda pemerintahan. Suami  Hj. Raudatul Jannah dan ayah tiga anak ini sehari- hari berpembawan  santai. Lebih sering mengenakan pakaian  casual. Malam itu ia cuma mengenakan topi, kaus oblong, dan celana jeans belel. Asyik punya, istilah anak zaman now.
   
     Setiap kali bikin pagelaran musik, dia akan tampil menyanyi. Lagu- lagu dangdut favoritnya. Vokalnya bagus. Geraknya pun lentur seperti penyanyi profesional. Tak sampai di situ. Dia juga punya puluhan  fans fanatik.     Selalu hadir memberi support. Ikut jadi backing vokal, merangkap penari latar. Komunitas itu namanya : Pasukan Paman Birin Selalu Ready. Disingkat PPBSR.
     Cukup berseru itu saja suasana langsung riuh. Seperti Senin ( 23/9) malam di Aula Mahligai Pancasila. Begitulah Paman Birin menjamu tamunya. Dia pakai istilah silaturahmi.
     Cara ini klop dengan Ketua Umum PWI Pusat, Atal Depari. Hanya dia lah yang bisa menandingi Paman Birin dalam urusan menyanyi. Terbukti silaturahmi ala Gubernur Kalsel itu memang efektif. Di sela - sela acara yang dihadiri puluhan wartawan, Paman Birin mengumumkan secara resmi kesediaan dan kesiapannya menjadi tuan rumah.
     Bersama Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari, kami ke Banjarmasin Senin (23/9) dari Jakarta untuk memenuhi undangan Gubernur Kalsel. Topik pertemuan : mematangkan rencana penyelenggaran Hari Pers Nasional 9 Februari 2020 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kami tiba pukul 7 malam di Banjarmasin dijemput Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie. Malam itu juga kami ditunggu di lapangan futsal, di belakang rumah dinas gubernur. Paman Birin menjamu dengan pertandingan futsal tim Gubernur vs PWI. Ini juga serius. Sejak beberapa hari  acara itu dipublish melalui pemasangan poster di berbagai tempat di Banjarmasin.
   
     Jangan tanya hasil akhir pertandingan itu. Skorenya 60 goal dicetak Tim Paman Birin. Berapa goal dibuat Tim PWI, baiknya nggak usah dicantumkan.
     Saat jamuan di Mahligai Pancasila, Paman Birin tanya kesan saya. Saya jawab begini. Mustahil lah menang karena tiga hal ini. Pertama, lapangan sendiri, kedua supporter sendiri, dan ketiga, pemanasan sudah dilakukan 4 jam. Sedangkan kami, lihat lapangan futsal saja baru sekali dalam lima tahun ini. Ditambah lagi kami baru tiba, belum lama baru saja bersantap malam.
     Paman Birin kemudian mengajak untuk menyanyi. Saya langsung jawab singkat. “ Ini pasti menambah kesengsaraan,” kata saya. Dalam urusan nyanyi memang cuma Atal Depari yang bisa imbangi. Maka dialah mewakili kami tampil menyanyi.
     Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan yang memiliki luas 37.530,52 km²[5] dengan populasi hampir 3,7 juta jiwa. Provinsi ini memiliki potensi sumber daya alam melimpah, batubara dan kelapa sawit, penghasil devisa yang cukup penting di Indonesia. (*)
 
Top