Faktual dan Berintegritas

Tabur bunga menandai peringatan 10 tahun gempa di Padang. (rn)
PADANG - Guratan duka masih ada di wajah-wajah keluarga korban gempa yang hadir di Monumen Gempa,  Jalan Gereja, Padang siang tadi. Mereka orang-orang yang kehilangan anggota keluarga, ketika  musibah itu terjadi 10 tahun silam.

Ya, musibah itu terjadi 10 tahun silam, ketika itu Rabu, 30 September 2009, sekitar pukul 17.15. Saat itu bumi berguncang hebat. Bangunan kokoh tiarap ke bumi. Sebagian terbakar. Jerit, tangis dan  rintihan menyayat pilu menjelang kumandang azan Magrib.

Kota yang tadinya teratur, seketika menjadi semrawut. Jarak 1 kilometer menghabiskan waktu hingga berjam-jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Semua tidak bergerak. Wajah-wajah cemas dan pucat pasi kentara sekali. Mereka semua menuju satu titik, yakni jalan By Pass yang diyakini sebagai lokasi aman.

Kini, sepuluh tahun sudah berlalu. Peristiwa itu diperingati dengan syahdu. Untaian doa menyeruak di antara desiran angin nan mendayu. Ya Allah, tempatkanlah keluarga kami di SurgaMu!

Pada peringatan 10 tahun gempa, tadi, sejumlah tokoh terlihat hadir di Monumen Gempa tersebut, termasuk mantan Walikota Padang, Fauzi Bahar. Saat kejadian gempa, Fauzi Bahar langsung berlari ke studio RRI Padang di Jalan Sudirman, Padang. Dari sanalah ia mengendalikan warga.

Melalui speaker radio, Fauzi Bahar sekaligus memberikan pemahaman kepada seluruh warga kota, agar tidak panik. Ia berteriak tidak ada tsunami yang awalnya diisukan air laut sudah sampai di Siteba dan lain sebagainya. "Bapak-bapak, Ibu dan saudara-saudara warga Padang, jangan panik. Tidak ada tsunami. Tidak ada air laut sampai ke Siteba. Mari kita berdoa, semoga Allah melindungi kita semua..." kira-kira begitu suara Fauzi dari studio RRI Padang ketika itu.

Pada peringatan 10 tahun gempa tadi, Fauzi menyuarakan tentang pentingnya mitigasi bencana. Masyarakat Sumbar harus bangkit.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang, Edi Hasymi mengatakan yang paling utama saat bencana terjadi adalah masyarakat memiliki ilmu dan paham apa yang akan dilakukan. Saat ini terdapat tiga bangunan tinggi sebagai tempat evakuasi sementara yang berlokasi di Ulak Karang, Parupuk Tabing dan Tabing dengan daya tampung sekitar 5.000 jiwa per lokasi. Selain itu, saat ini terdapat sekitar 58 bangunan lain yang bisa digunakan sebagai tempat evakuasi sementara warga.

Kemudian sebagai petunjuk bagi warga jika gempa dan tsunami terjadi juga telah dibuat papan petunjuk arah yang dipasang di 700 lokasi di Padang. Di papan tersebut ada petunjuk arah ke mana evakuasi terdekat. (sp)
 
Top