KECELAKAAN bus PT Antar Lintas Sumatera (ALS) di Padang Panjang pada Selasa tempo hari sangat menyentakkan kita semua. Bayangkan 12 nyawa langsung melayang di tempat kejadian, tanpa pilih usia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Sehari setelah itu, terjadi pula kecelakaan di Purworejo, Jawa Tengah. Korbannya 11 orang meninggal dunia. Beberapa minggu sebelumnya, truk menghantam rumah di Padang Basi, dua nyawa balita melayang seketika.
Kita tahu bahwa kecelakaan adalah hal yang tidak diinginkan oleh siapa saja. Tak ada seorang pun dalam hidupnya yang mau celaka.
Kecelakaan lalu lintas memang sering terjadi. Tidak saja di jalan raya, di jalan-jalan kecil pun bisa terjadi. Selain menimbulkan korban jiwa, kecelakaan lalu lintas banyak mengakibatkan korban materi.
Banyak hal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, antara lain jumlah kendaraan bermotor yang tidak lagi sebanding dengan ketersediaan jalan. Lihatlah, kemacetan sering terjadi, terutama di daerah perkotaan. Sedikit saja ada gangguan di jalan, kendaraan sudah menumpuk.
Penyebab berikutnya adalah kelaikan kendaraan bermotor yang digunakan. Sudahkah pemilik kendaraan melakukan pengecekan berkala pada hal-hal vital di kendaraan? Semisal rem.
Rem adalah satu dari sekian banyak komponen vital pada sebuah kendaraan bermotor. Pada rem ini bergantung keselamatan jiwa penumpangnya. Rem yang tidak berfungsi maksimal akan berakibat fatal.
Khusus angkutan penumpang umum, apakah ada pengecekan rem setiap mau bergerak? Atau hanya cukup pada saat keur (kir) yang hanya sekali enam bulan? Jika benar demikian, alangkah konyolnya sopir.
Faktor penyebab kecelakaan berikutnya adalah tingkah laku berkendara. Banyak di antara pemilik kendaraan bermotor yang mengabaikan etika di jalan. Umpamanya mendahului dari kiri, di tikungan, berhenti seenaknya, masuk jalan utama tanpa menoleh kiri dan kanan, berkendara sambil main ponsel, sambil merokok dan lain sebagainya.
Pada kendaraan jenis truk, kelebihan muatan ikut memicu terjadinya kecelakaan. Muatan yang berlebih menjadikan komponen rem bekerja ekstra. Rem yang bekerja keras di jalan menurun dipastikan tidak akan mampu menahan laju kendaraan. Makanya truk sering mengalami kecelakaan pada jalan menurun.
Pokoknya banyak hal yang bisa menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas. Termasuk juga lampu rem dan lampu sein yang tidak berfungsi. Belum lagi yang melanggar rambu-rambu dan lampu pengatur lalu lintas. Yang paling kasat mata saat ini lagi tren berkendara melawan arus, terutama roda dua.
Kenapa semua itu bisa dilakukan oleh pengendara kendaraan bermotor. Pertama karena memang tidak tahu. Kedua karena sok-sok hebat atau tidak hati-hati. Ketiga karena tidak ada edukasi. Keempat karena ada faktor pembiaran. Kelima lantaran sanksi yang sangat ringan.
Terkait itu, saatnya pihak terkait seperti polisi lalu lintas melakukan kampanye atau sosialisasi berkendaraan yang baik dan aman secara rutin. Jangan biarkan masyarakat berkendara seenaknya di jalan raya. Sebab, jalan raya bukan milik pribadi.
Kampanye, sosialisasi atau edukasi tentang berlalu lintas perlu diberikan sejak dini. Misal sejak anak-anak SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi beserta masyarakat umum. Karena fakta hari ini yang berkendara di jalan atau tempat umum adalah mereka. Anak-anak SD sudah diberi sepeda motor oleh orang tuanya, anak SMP dan SMA sudah dibiarkan mengemudi roda empat, walau mereka tidak punya Surat Izin Mengemudi (SIM).
Memang pihak Kepolisian dan pihak terkait harus bekerja keras dalam hal ini. Jika tidak, maka makin ke depan akan semakin kacau dunia perlalulintasan dan akhirnya semakin banyak nyawa melayang sia-sia di jalan. (Sawir Pribadi)