SAWAHLUNTO -- Situs Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS) harus membuat Sawahlunto dan daerah sekitarnya berkembang.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengemukakan itu usai membuka simposium internasional We Are Site Managers di Saka Heritage Hotel Sawahlunto, Sumbar, Minggu (24/8).
"Berkembang yang kita maksud menjadi Sawahlunto dan daerah sekitarnya sebagai destinasi atau daerah tujuan," kata Fadli Zon
Fadli Zon mengemukakan, berkembang dimaksud menjadi destinasi budaya, destinasi sejarah, destinasi wisata, mungkin destinasi kuliner, destinasi untuk UMKM kreatifnya seperti songket.
Disebutkan Menteri Kebudayaan, sampai saat ini pemerintah belum membentuk badan pengelola warisan dunia UNESCO. "Kita masih ada PR (pekerjaan rumah-red) untuk membentuk badan pengelola," ujar Fadli Zon.
Namun Menteri Kebudayaan berjanji membentuk badan pengelola warisan dunia setelah dibentuknya Komite Indonesia untuk UNESCO. Badan pengelola itu nantinya berada di daerah.
Gubernur yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin mengatakan, OCMHS yang dikenal dengan sebutan Warisan Tambang Batubara Ombilin telah menjadi kebanggaan Sumbar.
"Sumbar tetap berkomitmen melindungi warisan dunia yang kami miliki ini. Simposium ini menjadi momentum dan pencerahan dalam melestarikan warisan dunia. Tak hanya bagi Sawahlunto, Sumbar dan Indonesia tetapi dunia," tutur Jefrinal Arifin.
Walikota Riyanda Putra juga menyampaikan sambutan tentang keberadaan Sawahlunto sebagai warisan dunia UNESCO dan visi Sawahlunto yang menjadi Kota Wisata Tambang Berbudaya Kelas Dunia yang Maju dan Berkelanjutan.
Simposium Internasional We Are Site Managers diikuti 100 peserta dari berbagai negara pengelola warisan dunia UNESCO menghadirkan 35 pembicara dari 16 negara digelar Minggu (23/8) hingga Rabu (27/8).
Hadir dalam pembukaan simposium itu, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail dan Direktur Bisnis dan Pengembangan Usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) Rafli Yandra serta utusan negara peserta dan undangan lainnya. (ars)