Faktual dan Berintegritas


PADANG, SWAPENA -- Varian Omicron Covid-19 terdeteksi di Sumatera Barat. Dari 31 sampel positif, 15 di antaranya terdektesi Omicron. Namun demikian, belum ada kebijakan pengetatan atau tindakan luar biasa dari pemprov.

"Benar, Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, sudah mengkonfirmasi varian Omicron itu sudah masuk Sumbar," sebut Juru Bicara Satgas Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, Kamis (27/1).

Dikatakannya, saat ini Pemprov Sumbar juga sudah siap dengan keadaan terburuk dengan meningkatnya kembali kasus Covid-19 di Sumbar. "Kita pemprov sejak awal telah siap selalu dalam keadaan terburuk," katanya.

Jasman mengajak masyarakat untuk tetap tenang, tak usah panik. Diharapkan agar masyarakat semakin mengetatkan protokol Covid dan peningkatan vaksinasi.

Bagi masyarakat yang belum divaksin, diharapkan segera divaksin sampai 2 kali. Jangan sampai tidak dua kali. Kalau cuma satu kali, percuma saja, karena vaksinnya kurang optimal bekerja menangkal Covid.

"Sampai hari ini  belum ada kebijakan untuk pengetatan ataupun tindakan luar biasa lainnya kita lakukan, namun kita telah siap selalu mengantisipasi jika terjadi kemungkinan terburuk dan kita berdoa semoga tidak terjadi hal terburuk. Tentu saja kita berharap agar masyarakat mendukung program pemerintah tentang vaksinasi dan kedisiplinan protokol covid," katanya.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang, Dr Andani Eka Putra, mengatakan, pihaknya menguji 31 sampel positif dan hasilnya 15 sampel terdeteksi Omicron atau 48 persen dari total populasi.

"Saya memperkirakan 48 persen populasi Covid-19 kita adalah Omicron. Data ini sinkron dengan peningkatan PR dari 0,1, naik 0,4, 0,6, 0,8 dan 1 persen. Hampir sama dengan data PR Jawa - Bali dan di atas non Jawa - Bali yang hanya 0,14 persen," jelasnya.

Ia mengusulkan agar vaksinasi, terutama untuk lansia digencarkan, karena peningkatan vaksinasi menyebabkan gejala klinis tidak terlalu berat. Kemudian, rumah sakit harus disiapkan kembali sebagai antisipasi awal dan tracing dibuat lebih baik, sehingga kontrol lebih mudah.

Dia juga menganjurkan protokol kesehatan diatur dengan baik dan mewajibkan mal, kantor atau bahkan pasar menggunakan aplikasi peduli lindungi. (ys)

 
Top