Faktual dan Berintegritas


Hari Raya Idul Adha 1443 H tinggal sekitar satu bulan lagi. Masyarakat sudah mulai mencari-cari hewan untuk dikurbankan pada hari raya tersebut.

Sebaliknya, ada rasa was was dari masyarakat, termasuk pengurus masjid dan mushalla, lantaran saat ini tengah berjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan, terutama sapi. Sumatera Barat adalah salah satu dari 15 provinsi di Indonesia yang sedang berjangkit penyakit tersebut.

Kepastian bahwa Sumatera Barat termasuk daerah yang tengah berjangkit PMK disampaikan Kementerian Pertanian beberapa hari lalu.  Ada 15 provinsi dan 52 kabupaten/kota yang terkonfirmasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.

Menurut  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dari 13,8 juta ekor total populasi ternak di 15 Provinsi tersebut, yang terdampak PMK  mencapai 3,9 juta ekor. Sedangkan yang mengalami sakit berdasarkan hasil PCR di laboratorium ada 13.968 ternak.

Data ini jelas sangat mengkhawatirkan kita semua. Sebab, Hari Raya Idul Adha adalah Hari Raya Kurban. Di hari raya itulah masyarakat menyembelih hewan kurban sebagai salah satu ibadah. Untuk bisa dikurbankan, hewannya haruslah yang sehat.

Lalu, bagaimana masyarakat bisa memastikan hewan yang akan mereka beli dan dijadikan hewan kurban itu sehat? Di sinilah peran pemerintah sangat diperlukan.

Pemerintah daerah melalui dinas terkait harus hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama di pasar ternak, tempat-tempat penjualan hewan kurban. Hewan-hewan yang diperjualbelikan haruslah benar-benar sehat dan itu dipastikan melalui uji sampel. Sebagaimana layaknya memastikan masyarakat yang tidak terkonfirmasi Covid-19 selama ini, harus dilakukan PCR. Setelah itu, terhadap hewan yang diperjualbelikan harus ada semacam sertifikat dan lainnya yang menyatakan bahwa hewan tersebut sehat.

Selain itu, pemerintah juga diharapkan hadir  di masjid-masjid, mushalla atau tempat-tempat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban. Hal ini untuk mengantisipasi, sekiranya ada hewan kurban yang tidak memiliki sertifikat. Misalnya yang dibeli ke kandang petani dan lain sebagainya.

Walau para ahli menyatakan bahwa penyakit mulut dan kuku pada hewan tidak menular kepada manusia dan Menteri Pertanian sudah memastikan hewan kurban bukan berasal dari daerah yang terkonfirmasi PMK,  namun masyarakat tetap saja khawatir. Oleh karena itu, memang diharapkan pemerintah hadir untuk memastikan hewan kurban sehat luar dan dalam. Mudah-mudahan kekhawatiran ini bisa terbaca oleh pemerintah dari yang tertinggi hingga yang paling rendah. Semoga! (Sawir Pribadi)

 
Top