Faktual dan Berintegritas


PADANG -- Aksi demonstrasi masyarakat Air Bangis, Pasaman Barat, ke Kantor Gubernur Sumbar makin memanas. Pada hari ke tiga, ada puluhan warga mengatasnamakan sebagai warga asli Air Bangis, menggelar aksi pula untuk menentang aksi demo sebelumnya.

Akibatnya, ada dua kubu dengan permintaan yang berbeda saat itu. Kedua kubu saling menduduki jalan Jenderal Sudirman Padang. Satu kubu menolak adanya proyek strategis nasional (PSN) di Air Bangis. Lalu, kubu kedua adalah masyarakat yang mengaku warga asli dan mendukung berjalannya proyek strategis nasional. Mereka juga mendukung Gubernur Sumbar untuk tidak menarik usulan Pemprov Sumbar.

“Kami warga asli, kami mendukung program pemerintah untuk melaksanakan proyek strategis nasional,” kata R. Hamsyah, yang mengaku salah seorang anggota Badan Musyawarah (Bamus) Air Bangis, Rabu (2/8).

Menurutnya, ribuan orang yang sudah 3 hari berdemo di Kota Padang itu adalah pendatang. Mereka disebut sebagai pendatang dari Gunung Sitoli, arah utara. Bahkan untuk memberitahukan itu mereka mencoba diskusi dan musyawarah. Itu dilakukan sejak 2012.

“Mereka bukan asli Air Bangis, mereka memperjualbelikan tanah ulayat kami. Banyak masyarakat yang berkebun adalah pendatang,” katanya.

Diakuinya, sekarang banyak orang baru yang mencari hidup di daerah itu. Karena, punya uang. Kemudian memperjualbelikan tanah ulayat.

Dengan alasan itu, katanya, warga asli Air Bangis mendukung mereka ditangkap. Karena melakukan pencurian di hutan lindung.

”Mereka hanya penggarap lahan. Untuk itu, kami mendukung pemerintah daerah melanjutkan proyek strategis nasional,” katanya.

Menurutnya, proyek strategis nasional ini bisa berjalan secepatnya. Karena dampaknya bukan hanya untuk masyarakat Air Bangis, tapi Indonesia.

R. Hamsyah berjanji akan kerahkan ribuan orang jika pendemo itu tidak berhenti. “Sekarang kami 70 orang. Jika belum berhenti, kami akan kerahkan ribuan orang lagi,” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, pendemo dari Air Bangis Pasaman Barat menggelar aksi demo ke kantor Gubernur Sumbar. Sudah tiga hari mereka menggelar aksi.

Mereka menuntut Gubernur Sumbar Mahyeldi. Petama, cabut usulan gubernur tentang proyek strategis nasional kepada Menko Kemaritiman dan Investasi. Kedua, bebaskan lahan masyarakat Air Bangis dari kawasan hutan produksi. Ketiga, bebaskan masyarakat dari Koperasi KSU ABS HTR Sekunder. Dan keempat, bebaskan masyarakat menjual hasil sawitnya kemanapun.


Pertemuan

Pada siang Rabu kemarin, Gubernur Mahyeldi menerima perwakilan massa. Mahyeldi berencana menerima kedua kubu. Hanya saja, kubu penolak PSN urung terlaksana, karena mereka meminta Gubernur Mahyeldi yang turun.

Akhirnya, Gubernur Mahyeldi menerima perwakilan dari kubu penerima PSN. Pertemuan dilakukan di ruang rapat Kantor Gubernur Sumbar.

Dalam pertemuan tersebut, tokoh masyarakat Air Bangis yang juga mantan Kepala Jorong di Kenagarian Air Bangis Efif Syahrial memaparkan, pihaknya mendukung keputusan Gubernur Sumbar untuk merealisasikan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah digaungkan pemerintah sejak 2014 lalu.

Efif Syahrial mengutuk aksi demo yang dilakukan masyarakat yang mengatasnamakan warga Air Bangis, Pasbar. Menurutnya, para pendemo tersebut adalah pendatang yang berladang di hutan produktif yang berada di Air Bangis. (sgl)

 
Top