Faktual dan Berintegritas


BANGSA Indonesia baru saja memperingati detik-detik kemerdekaannya. Pada 17 Agustus kemarin, genaplah kemerdekaan Indonesia 78 tahun.

Suatu ulang tahun adalah momen untuk melakukan evaluasi.  Apa saja yang telah dilakukan dan apa hasilnya, mesti dikaji guna langkah ke depan.

Angka 78, diukur dari usia manusia tentulah sudah cukup tua. Tapi tidak dengan Indonesia, yang pada masa 78 tahun ini ibarat gadis yang tengah disukai banyak lelaki.

Ya, benar saja! Indonesia menjadi tujuan investasi dari berbagai pengusaha dunia. Indonesia dilirik banyak negara lain. Indonesia menjadi tujuan wisatawan dunia dan karena itu, Indonesia terus bersolek demi mempertahankan kecantikannya.

Diakui atau tidak, di usia ke 78 tahun cukup banyak keberhasilan dicapai oleh negeri ini. Salah satu di antaranya adalah menurunnya angka kemiskinan.  

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 9,36 persen atau 25.90 juta jiwa, menurun 0,21 persen poin (0,46 juta jiwa) terhadap September 2022 dan menurun lagi 0,18 persen poin (0,26 juta jiwa) terhadap Maret 2022. Begitu juga dengan jumlah pengangguran yang mengalami penurunan. Berdasarkan data BPS, hingga Februari 2023 jumlah pengangguran sebanyak 7,99 juta jiwa, turun 410 ribu jiwa dari Februari 2022 yang jumlahnya 8,40 juta jiwa.

Di lain pihak, secara kebetulan ulang tahun RI ke-78 ini bertepatan dengan tahun politik, Sekitar lima bulan lagi, tepatnya pada Februari 2024 akan dilangsungkan pemilihan umum legislatif. Orang-orang yang punya keinginan untuk duduk di lembaga perwakilan rakyat, sudah memenuhi ruang-ruang terbuka, mulai dari kota hingga pelosok kampung dan dusun.

Disadari ataupun tidak, dalam usia 78 tahun, sebagian penghuninya masih saja berkutat dengan hal-hal usang. Misalnya masih saja seperti memanjat batang pinang. Satu naik, yang lain menarik ke bawah. Untuk naik pun tak peduli mesti menginjak pundak hingga kepala teman.

Artinya perpolitikan sebagian anak bangsa ini, belum jauh berubah dibandingkan dengan masa lalu. Untuk bisa sampai di tataran puncak, harus sikut kiri kanan dan injak yang di bawah. Padahal, masih banyak cara yang lebih santun. Setidaknya, jangan padamkan lampu teman demi menyalakan lampu sendiri.

Kita berharap, capaian-capaian positif selama ini bisa ditingkatkan lagi. Jika nanti, pada pemilihan wakil rakyat, mestilah diperoleh sosok yang peduli akan rakyat yang diwakilinya. Jangan sosok pencari pekerjaan, yang hanya bisa berbuat untuk diri sendiri dan keluarga.

Lebih dari itu, pada November 2024 juga akan dilangsungkan pemilihan presiden. Dari tiga kandidat yang mengapung saat ini adalah putra-puta terbaik bangsa dan kita berharap di antara mereka yang terlilih nantinya bisa membawa Indonesia jauh lebih maju dalam segala bidang. Semoga! (Sawir Pribadi)

 
Top