Faktual dan Berintegritas


PADANG, SWAPENA--Provinsi Sumatera Barat hari ini genap berusia 76 tahun. Puncak peringatannya dilaksanakan Rapat Paripurna DPRD Sumbar dan menghadirkan empat tokoh guna menyampaikan pandangan sekaligus masukan untuk kemajuan Sumbar ke depan. 

Dua dari empat tokoh tersebut adalah tokoh nasional yang hadir secara virtual, yakni Buya Syafii Maarif dan Rokhmin Dahuri. Berikut pesan-pesan kedua tokoh nasional tersebut untuk Sumbar.

Buya Syafii Maarif, didapuk menjadi yang pertama memberikan pandangan dan pengharapannya untuk Sumbar. Tokoh Muhammadiyah yang kini berdomisili di Yogyakarta ini mengajak para elit Sumbar untuk berbenah diri membangun daerah yang jauh ketinggalan dibandingkan daerah lain.

Kelemahan elit saat ini menurut Buya Syafii adalah defisitnya jumlah negarawan dan banyaknya politikus yang hanya mencari mata pencarian, bukan untuk membela penderitaan rakyat. Kondisi itu diperparah lagi oleh dampak Covid-19 yang berakibat bertambahnya kantong-kantong kemiskinan.

“Oleh sebab itu sekarang saatnya berbenah. Dari partai manapun asalnya, bersama dalam membangun daerah ini. Sumatera Barat dengan PAD yang sangat terbatas, harus pandai-pandai memainkan kartu berhadapan dengan pemerintah pusat. Kekakuan dalam bersikap akan berisiko Sumbar semakin terlantar dalam proses pembangunan. Ungkapan ABS-SBK itu baru punya makna manakala kantong-kantong kemiskinan ini bisa dibenahi secara sungguh-sungguh dan korban narkoba semakin berkurang. Tanpa parameter ini kita hanya piawai-piawai kosong,” tegas Maarif.

Satu kekuatan penting yang penting untuk dimaksimalkan lanjut Maarif adalah potensi rantau yang selama ini kurang perhatian. Termasuk juga potensi para budayawan, sastrawan dan lainnya.

“Percayalah, mereka ini punya kecintaan yang tulus untuk Ranah Minang dan Sumatera Barat, meskipun sebagian mereka lahir di bumi nusantara yang lain. Kelompok ini punya intuisi yang tajam, dibandingkan yang lain,” tambah Buya Maarif.

“Politisi Sumbar yang pandai merangkai kata dan kiasan, saya mohon agar kemahiran itu digunakan untuk tujuan-tujuan yang besar bagi kepentingan rakyat dan tidak terkuras oleh masalah remeh temeh yang berketiak ular. Selamat ulang tahun yang Ke-76. Hidup Sumatera Barat, tegakkan kepala untuk menghadapi masa depan yang lebih baik,” lanjutnya.

Pesan kedua untuk Sumbar datang dari Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, yang merupakan ‘sumando’ orang Sumbar. Lulusan Perikanan IPB ini memaparkan dua faktor utama yang potensial untuk memajukan Sumbar, yakni sektor pertanian dan perikanan.

“Agro dan maritim adalah keunggulan masyarakat untuk menjadikan Sumatera Barat madani. Dari catatan saya, 22,4 persen ekonomi Sumatera Barat dari pertanian. Namun industri pengolahannya masih rendah, baru 8,6 persen. Sektor pengolahan ini bisa menjadi peluang.,” kata Rokhmin.

Dijelaskan Rokhmin, terdapat 11 sektor kelautan yang bisa dikembangkan di Sumatera Barat. Namun untuk jangka pendek dan supaya bisa lebih fokus, dipilih empat sektor utama, yaitu perikanan budidaya, Perikanan tangkap, pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan, serta bio teknologi kelautan.

Salah satu sektor perikanan budidaya yang menjanjikan di Sumbar menurut Rokhmin adalah budidaya udang faname. 

“Di Sumbar ada 54 ribu hektar potensi budidaya udang faname. Jika Sumbar bisa mengembangkan pada 10 hektar saja, sedikitnya Rp56 Triliun bisa diraup. Belum lagi tenga kerja yang bisa diserap," ungkap Rokhmin.

Selain udang Faname, Rokhmin menyebut masih ada 7 komoditas laut dan tawar lainnya yang juga berpotensi besar dikembangkan di Sumbar. Namun karena keterbatasan waktu, Rokhmin berjanji akan menindaklanjuti rencana pengembangan sektor perikanan dan kelautan Sumbar secara lebih detail melalui Dinas terkait.

“Saya sudah berkomunikasi dengan kepala dinas kelautan perikanan untuk menindaklajuti ini. Berbekal pengalaman kami di bidang perikanan ini, potensi di Sumbar sangat menjanjikan. Insyaallah dengan kerja solid dan ikhlas, saya yakin Sumbar bisa berkembang,” harap Rokhmin.(mmc/kmf)

 
Top