Faktual dan Berintegritas


DALAM beberapa hari terakhir, cuaca ekstrem melanda hampir semua daerah di Sumatera Barat. Intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang cenderung terjadi selepas tengah hari hingga malam, bahkan sampai pagi.

Cuaca ekstrem telah mengakibatkan berbagai bencana. Mulai dari banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang. Musibah-musibah demikian tidak saja mengakibatkan masyarakat menderita karena rumah direndam banjir, sawah dan ladang gagal panen, tetapi juga telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Ada yang tertimbun longsor dan ada pula yang tertimpa pohon tumbang. Innalillahi wainna ilaihi rajiuun.

Musibah atau bencana memang sesuatu yang tidak diinginkan oleh siapa pun, namun terkadang kita lengah akan adanya potensi yang akan menimbulkan bencana tersebut. Untuk mengantisipasi tidak ditimpa bencana, tentu perlu meningkatkan kewaspadaan. Apalagi, Sumatera Barat adalah supermarket bencana. Semuanya ada di daerah ini. Mulai dari gunung, sungai, bukit, hingga lautan berpotensi mendatangkan bencana.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan bahwa untuk dua hari ke depan 1 – 2 Oktober 2021, sebagian  wilayah Sumatera Barat berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang pada sore hingga malam hari. Daerah-daerah yang diprediksi itu adalah Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Pasaman, Limapuluh Kota, Payakumbuh, Agam, Padang Pariaman sekitarnya, Kota Padang hingga Kabupaten Pesisir Selatan. Di samping itu, tentu tidak tertutup kemungkinan juga terjadi pada kabupaten/kota lainnya.

Agaknya peringatan dari BMKG tersebut perlu menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat, terutama yang di kawasan rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan. Lebih dari itu, juga bisa sebagai panduan dan pedoman dalam aktifitas dan rutinitas.

Misalnya, tidak melakukan perjalanan jauh yang melewati perbukitan dan tebing-tebing rawan longsor. Kemudian menyiapkan langkah antisipasi banjir seperti memindahkan barang-barang dan perabotan rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi. Atau yang tinggal di bantaran sungai bisa mengungsi sementara ke tempat-tempat lebih aman. Begitu juga dengan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan longsor untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan jiwa harus diutamakan.

Di lain pihak, pemerintah melalui instansi terkait juga perlu mewaspadai kondisi terburuk dengan persiapan yang matang. Misalnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, sekiranya bencana itu datang. Begitu juga dengan Badan SAR, Palang Merah Indonesia, Dinas Sosial dan para relawan haruslah dalam kondisi siaga.

Namun di balik kewaspadaan dan kesiapsiagaan itu, kita semua tentu berharap tidak ada bencana di negeri ini. Semua kita ingin aman-aman saja. Untuk itu, mari kita bedoa kepada Allah, semoga negeri ini dijauhkan dari musibah dan mara bencana. Aamiin! (Sawir Pribadi)

 
Top