Faktual dan Berintegritas



JAKARTA, SWAPENA -- PT PLN (Persero) berhasil menerapkan _cofiring_ atau penggunaan biomassa untuk menggantikan batu bara sebagai bahan bakar di 33 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan total energi hijau yang dihasilkan mencapai 394 gigawatt hour (GWh).

Program ini adalah bagian dari transformasi _Green_ yang dilakukan PLN melalui utilisasi PLTU yang sudah ada untuk menghasilkan energi bersih.

"Pencapaian tersebut menjadi bukti keseriusan PLN dalam mendukung program transisi energi bersih menuju _nett zero emission_ (NZE) pada 2060 dan juga menjadi komitmen Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.

Darmawan menambahkan, ada lima biomassa yang saat ini dipergunakan untuk _cofiring_ yaitu serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang sawit, bonggol jagung, dan bahan bakar jumputan padat. Untuk menopang _cofiring_ di 33 lokasi PLTU saat ini dibutuhkan biomassa sebesar 383 ribu ton. 

"Total emisi karbon yang berhasil ditekan melalui _cofiring_ di 33 PLTU ini sebesar 391 ribu ton CO2," ungkapnya.

Dia menuturkan, teknologi _cofiring_ ini dilakukan PLN tak sekedar mengurangi emisi. Melalui pemberdayaan masyarakat, teknologi _cofiring_ ini juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam penanaman tanaman biomassa bahkan ada pula yang mengelola sampah rumah tangga wilayahnya untuk dijadikan pelet untuk bahan baku _cofiring._

"Ini merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan yang melibatkan masyarakat dalam penyediaan biomassa sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat," ujar Darmawan.

Upaya ini juga menjadi wujud komitmen perseroan terhadap _Environmental, Social and Governance_ (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Ia menjelaskan  PLN menargetkan penerapan  _cofiring_ di 52 lokasi PLTU hingga 2025 dengan total kebutuhan biomassa 10,2 juta ton per tahun. Sementara hingga akhir tahun 2022, ada 35 lokasi PLTU yang akan mengimplementasikan _cofiring_ dengan estimasi konsumsi biomassa mencapai 450 ribu ton per tahun.

" _Cofiring_ ini juga sebagai langkah jangka pendek yang dilakukan PLN dalam mengurangi emisi karbon, sebab program _cofiring_ tidak memerlukan investasi untuk pembangunan pembangkit baru dan hanya mengoptimalkan biaya operasional untuk pembelian biomassa," pungkasnya. (rls)

 
Top