Faktual dan Berintegritas


Sawir Pribadi 

PUKUL  07.30 WIB, Sabtu (10/12) KMP Sabuk Nusantara 68 merapat di Pelabuhan Tuapejat, Kepulauan Mentawai. Saya ingat kapal itu lepas jangkar dari Pelabuhan Teluk Bayur, Padang setelah Shalat Magrib atau sekitar pukul 19.40 WIB, Jumat,(9/12).

Udara sejuk langsung menerpa tubuh setelah semalaman bergulat udara AC. 12 jam dari Padang ke Tuapejat via Painan dengan Tol Laut itu tidaklah melelahkan. Sebab malam-malam bisa tidur secukupnya.

Namanya saja di atas kapal jelas tidak akan bisa tidur nyenyak. Tiap sebentar oleng kiri dan oleng kanan mengikuti alunan gelombang laut Selat Mentawai. Belum lagi gemuruh mesin kapal. Mengasyikkan pokoknya!

Pengalaman yang sama naik kapal laut pernah saya lakukan pada akhir 1990 silam dengan durasi jauh lebih lama. Naik kapal Lambelu dari Tanjung Priok menuju Teluk Bayur, berhari-hari dan bermalam-malam lamanya. Sangat melelahkan tentunya!

Kecuali itu, ke Mentawai dengan naik kapal cepat telah beberapa kali saya lakukan. Itu hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam lebih sedikit. Sensasinya jelas jauh beda.

Ratusan orang menuruni tangga menjejakkan kaki di Bumi Sikerei. Sepertinya hujan baru saja berhenti. Bumi itu masih basah. 

"Semalam hujan lebat dan badai," kata sahabat saya Eriyanto Leo.

"Bagaimana pelayarannya?" Tanya dia.

Selama pelayaran dari selepas magrib hingga pagi hari memang sempat merasakan adanya gelombang tinggi. Saya menduga itu adalah badai. Karenanya beberapa kali saya merapalkan doa-doa minta keselamatan sampai tujuan.

Gelombang tinggi saya rasakan mulai dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Ketika shalat Subuh di mushalla kapal pun masih saya rasakan gelombang tinggi itu. 

Lagi-lagi usai shalat subuh saya kembali memanjatkan doa agar diberi keselamatan selama pelayaran. Selain itu saya juga berdoa agar segala kegiatan di Kepulauan Mentawai bisa berjalan lancar.

Saya kembali ke ruangan yang ditempati dari awal untuk merebahkan diri. Saya lihat sahabat saya Widya Navies, masih tidur. Rasanya tak tega membangunkannya walau untuk shalat subuh. Agaknya ia juga menikmati keasyikan berlayar. (*/Bersambung)

 
Top