Faktual dan Berintegritas


Sawir Pribadi  

KAMI harus kembali ke Padang Minggu (11/12) selepas melaksanakan tugas di Kepulauan Mentawai. Orang-orang di Bumi Sikerei itu menyebut ke 'tanah tepi'.

Dipastikan kepulangan tidak lagi menggunakan kapal perintis Tol Laut, karena tak ada jadwalnya.

Rencana balik ke tanah tepi dengan menggunakan kapal cepat Mentawai Fast. Dengan kapal ini hanya butuh waktu sekitar 3 jam lebih sedikit.

Biasanya Mentawai Fast berangkat dari pelabuhan Tuapejat pukul 15.00 WIB dan sampai di Pelabuhan Muaro Padang saat magrib. Kalau cuaca cerah bisa menikmati sunset dari atas kapal. Bisa juga melihat lumba-lumba menari di permukaan laut. Ini yang saya suka.

Malam minggu itu saya tertidur setelah menyaksikan kemenangan Tim Maroko 1-0 atas Portugal. Saya senang!

Tidur yang tadinya nyenyak terganggu oleh suara badai menghantam pepohonan dan atap homestay. Saya lihat jam menunjukkan pukul 02,17 WIB.

Tiba-tiba saja saya khawatir. Khawatir atap homestay lepas. Perut pun badampuang, karena siangnya harus naik kapal lagi ke Padang. Mana kapalnya tidak sebesar KM Sabuk Nusantara 68 kemarin lagi. "Yaa Allah selamatkan pelayaran saya dan kawan-kawan sampai tujuan." Begitu doa saya.

Saya coba sibakkan gorden kamar, di luar kelam. Saya arahkan pandangan ke laut juga tak terlihat. 

Pagi selepas shalat subuh, dari front office saya lihat di laut masih badai. Kembali kekhawatiran menyeruak di dalam jiwa. Mudah-mudah siang cuaca bagus. Hanya itu harapan saya.

Teh panas datang bersama lontong telur yang dipesan entah di mana oleh petugas homestay tersebut. "Disantaplah ini dulu, nanti dihitung pula," pikir saya.

Untuk menghibur diri, kawan-kawan lain berkaraoke ria. Dari kaca homestay terlihat jelas Samudera Indonesia yang masih berselimut hujan. Sementara badai sudah reda. Sekitar pukul 11.30 WIB dapat informasi bahwa Mentawai Fast yang akan ditumpangi sorenya tengah berlayar ke Mentawai. 

Benar saja selepas Zuhur kapal cepat itu merapat di Dermaga Tuapejat. Sementara di laut terlihat putih tanda hujan masih turun.

Kepala Kantor SAR Mentawai, Akmal mengatakan bahwa gelombang laut memang agak tinggi  tetapi aman untuk berlayar. Ini cukup melegakan saya dan kawan-kawan.

Tepat pukul 15.00 WIB, Mentawai Fast 01 bergerak dari dermaga Tuapejat. Baru beberapa mil saja ke tengah laut, gelombang tinggi langsung terasa. Tiap sebentar kapal jumping dan menghempas keras ke permukaan laut. Akibatnya, belum setengah jam berlayar  seorang sahabat saya mulai mabok dan minta kantong asoi. Sampai ketemu lagi di lain waktu, Mentawai! (Selesai)

 
Top