Faktual dan Berintegritas

Ilustrasi

INDONESIA kaya akan sumber daya alam (SDA). Itu tak bisa dipungkiri. Mulai dari berkilo-kilo meter di bawah tanah, di dasar laut hingga puncak gunung yang tinggi ada SDA-nya. Sayangnya, kekayaan SDA itu belum seimbang dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola dan mengolahnya.

Padahal, agar kekayaan alam yang tersaji itu bisa diolah untuk kesejahteraan bangsa diperlukan SDM yang memadai. Jika diminta kepada investor asing untuk mengolahnya, bisa-bisa anak negeri ini hanya kebagian sebagai pekerja kasar atau buruh. Ini tentu sangat memiriskan.

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani sebagaimana diberitakan media kemarin, mengatakan bahwa salah satu tantangan Indonesia dalam menarik investasi, yakni kesiapan SDM. Soal yang satu ini selalu saja menjadi pertanyaan awal bagi investor yang ingin berinvestasi di Indonesia. Bagi pemerintah, kondisi demikian menjadi sisi lain dari tantangan menggaet investasi. 

Rosan menyampaikan, dari 152 juta angkatan kerja Indonesia, sebesar 44-45% latar belakang pendidikannya hanya sekolah dasar (SD). Itu artinya ada 55 persen yang berlatar belakang pendidikan mulai dari SMP sederajat 17 persen  SMA sederajat 21 persen  14 persen diploma dan selebihnya adalah punya punya background pendidikan sarjana.

Dihubungkan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia yang sudah 80 tahun, tentu SDM bangsa ini masih rendah. Bahkan daya saing keahlian SDM Indonesia belum pernah masuk peringkat 30 besar dunia.

Dikutip dari Kompas, hasil riset International Institute for Management Development atau IMD, sekolah bisnis asal Swiss di tahun 2024, bahwa tingkat daya saing SDM Indonesia menduduki peringkat ke-46 dari 67 negara. Peringkat Indonesia itu hanya naik satu poin dibanding tahun lalu. Alokasi investasi dan pengembangan pendidikan di Indonesia yang cenderung stagnan diduga menjadi penyebabnya.

Inilah kenyataan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Kita jauh tertinggal dibandingkan bangsa-bangsa lain di dunia. Bahkan kalah dengan Singapura. Pada hasil riset IMD World Competitiveness Report, Singapura berada pada peringkat ke tiga setelah Belanda dan Amerika Serikat (AS) yang berada di urutan dua dan pertama.

Adalah tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah baik saat ini maupun ke depan. Sejumlah program yang dilakukan oleh Kabinet Merah Putih yang dikomandoi Presiden Prabowo Subianto sekarang adalah bagian dari usaha meningkatkan SDM bangsa. Di antara program yang paling terkait itu adalah kehadiran sekolah rakyat dan makan bergizi gratis (MBG).

Sekolah Rakyat bertujuan agar anak-anak yang berasal dari kalangan keluarga miskin bisa menempuh pendidikan dengan aman tanpa harus diganggu dengan segala biaya. Sedangkan MBG bertujuan agar semua anak-anak punya gizi yang cukup dan seimbang.

Walau dihadapkan dengan sejumlah tantangan, kita berharap program-program yang sedang berjalan dan alan berjalan bisa mengangkat SDM bangsa. Pada akhirnya kita menjadi bangsa yang tidak sebagai pekerja kasar di negeri sendiri. Semoga! (Sawir Pribadi)
 
Top