Faktual dan Berintegritas


JAKARTA – Inovasi dari pemerintah daerah di Pulau Sumatera menjadi fokus pada presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2023 hari ketiga secara virtual, Senin (3/7) lalu. Presentasi dan wawancara kali ini menghadirkan 9 inovasi dari sembilan pemda, 3 di antaranya dari Sumbar.

Dikutip dari website Kementerian PANRB, pemaparan pada sesi pertama diawali oleh inovasi LILAKU 4 GH (Limbah Layakku Menuju Green Hospital). Direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi drg. Busril. Ia menjelaskan inovasi ini bertujuan untuk meminimalisir polusi dan cemaran lingkungan di rumah sakit, mengurangi berat sampah yang akan diserahkan ke pihak ketiga, menghemat pengeluaran rumah sakit dalam menangani sampah infeksius, dan pembelian pupuk tanaman.

“Selain itu inovasi ini juga dapat memutus rantai penyakit yang digunakan pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan limbah botol infus yang tidak ada perlakuan khusus terlebih dahulu,” kata Busril.

Menurut Busril, inovasi LILAKU 4 GH melalui pengembangan instalasi pengolahan air limbah telah berdampak terhadap kualitas air olahan yang dihasilkan. Kualitas buangan air limbah ini menjadi aman dibuang ke lingkungan dan dapat digunakan untuk menyiram tanaman. Kompos dimanfaatkan kembali untuk pemupukan tanaman di lingkungan rumah sakit. 

Sedangkan, limbah botol infus yang tidak terkontaminasi cairan tubuh yang telah didaur ulang mampu menekan hingga 20 persen pengeluaran rumah sakit untuk pengolahan limbah medis. “Dengan upaya-upaya yang dilakukan tersebut, diharapkan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittingi dapat menjadi green hospital dimasa mendatang,” ujarnya.

Presentasi kedua yaitu Inovasi Smart Water Mangement System (SWMS) dari PDAM Kota Padang Panjang. Direktur PDAM Kota Padang Panjang Adrial A. Bakar menjelaskan SWMS dibangun berbasis teknologi informasi dan automasi terbaru yaitu internet of things (IoT). Teknologi ini memanfaatkan sistem sensor, jaringan internet, dan aplikasi komputer untuk menampilkan data-data operasi lapangan berbasis digital secara realtime untuk dapat memantau dan memonitor operasional 24 jam.

“Dengan teknologi ini semua data akan terekam, diolah, dan dianalisa untuk berbagai keperluan pemantauan dan pengendalian dari mana saja dan kapan saja karena terhubung dengan internet sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan untuk kepuasan pelanggan,” kata Adrial.

Pemaparan pada sesi ketiga yaitu Sistem Informasi Penataan Ruang (SITARANG) Kota Payakumbuh. Inovasi berupa aplikasi ini untuk menyebarluaskan dan menginformasikan penataan ruang Kota Payakumbuh. Sistem ini dikembangkan sejak tahun 2018 yang dilatarbelakangi oleh rendahnya kepatuhan masyarakat untuk mengurus perizinan dikarenakan keterbatasan informasi Rencana Tata Ruang yang diperoleh.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh Muslim menjelaskan SITARANG merupakan salah satu bentuk upaya penyediaan dan penyebarluasan informasi Rencana Tata Ruang. Tujuan dari sistem ini untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi terkait penataan ruang Kota Payakumbuh.

“Setelah adanya sistem ini tingkat kepatuhan masyarakat sebagai pelaku pembangunan terus meningkat hingga mencapai angka 35,33 persen dan persentase kesesuaian pembangunan dengan rencana tata ruang terus meningkat hingga mencapai angka 79,97 persen,” jelasnya. (*)

 
Top