PADANG -- Polisi mengungkap kasus perampokan terhadap seorang nenek yang terjadi di kawasan Perumdam, Tunggul Hitam, Padang. Pelaku ternyata keponakan yang telah dianggap sebagai anak sendiri oleh korban.
Mirisnya, pelaku bahkan sempat menemani polisi saat olah TKP di rumah korban. "Benar, pelaku sudah kita amankan. Ponakan korban," kata Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol M Yasin kepada wartawan Jumat (19/7).
Ia menjelaskan, pelaku Syahrial (51) mendampingi petugas ketika melakukan olah TKP. Dalam olah TKP setelah kejadian itu, polisi sudah menaruh curiga sehingga ia dibawa untuk interogasi.
"Saat di TKP, pelaku melayani kami saat olah TKP, menunjukkan detail isi rumah, bahkan ikut bersedih karena keluarganya jadi korban," kata Kasat.
Ia mendampingi petugas saat olah TKP dan bahkan menunjukkan arah pelarian pelaku. Namun, gerak-geriknya yang mencurigakan membuat polisi mulai menaruh perhatian lebih.
"Ia menunjukkan arah pelarian pelaku, padahal ternyata dia sendiri pelakunya,” jelas Kompol Yasin.
Yasin menyebutkan, pelaku diinterogasi selama 13 jam. "Dalam interogasi itu cukup banyak kejanggalan keterangan pelaku. Kami cecar berbagai pertanyaan hingga akhirnya pelaku tidak bisa berkilah lagi dan mengakui perbuatannya," ungkapnya.
Dari pengakuan sementara, pelaku melakukan aksi pencurian dengan kekerasan ini karena terdesak ekonomi. Pelaku beralasan hal itu dilakukan untuk biaya sekolah anaknya.
Namun, kepolisian terus mendalami keterangan pelaku, berikut mengungkap modusnya. Terlebih pelaku juga diketahui sebagai pemakai narkoba. "Jadi pelaku berniat melakukan aksinya sesaat saja, dari pengakuannya. Karena terdesak ekonomi tadi, biaya sekolah anak. Tapi kami terus dalami," katanya lagi.
Yasin menambahkan, korban dan pelaku memiliki hubungan yang sangat dekat. Korban besar di rumah korban, sehingga sudah dianggap sebagai anak.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, peristiwa perampokan ini terjadi pada Kamis (17/7) dinihari sekitar pukul 03.00 WIB, saat korban hendak menunaikan Shalat Tahajud. Namun tiba-tiba lampu rumah padam, membuat korban curiga dan membuka pintu kamar. Saat itulah pelaku langsung menyerang. Ia menyekap korban, menekannya ke kasur hingga mulut korban berdarah.
Menurut keterangan anak korban, Afnimar (59), ibunya sempat diinjak dan tidak bisa melawan. “Ibu disekap, diinjak, dan ditekan ke kasur. Mulutnya sampai berdarah. Beliau tidak bisa melawan,” kata Afnimar kepada wartawan di lokasi kejadian.
Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka memar di wajah, bibir pecah, dada nyeri, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Setelah melumpuhkan korban, pelaku membawa kabur lima kalung emas, dua cincin emas, dan uang tunai sekitar Rp 200 ribu. (ci/sgl)