Faktual dan Berintegritas


PADANG -- Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakulan kunjungan kerja sehari penuh di Kota Padang, Rabu (30/7). Kehadirannya di daerah ini dengan sejumlah agenda, di antara meninjau penyaluran bantuan subsidi upah (BSU)  di Kantor PT Pos Indonesia Padang.

Wapres Gibran menyampaikan pentingnya pencapaian realisasi penyaluran BSU hingga 100 persen. Ia meminta kerja sama dari seluruh pemerintah daerah, termasuk Wali Kota Padang dan Gubernur Sumatera Barat.

“Ini adalah program dari Bapak Presiden dan menjadi arahan langsung beliau. Maka saya tekankan kembali, realisasinya harus 100 persen. Mari kita terus bersinergi,” tegasnya. 

Dalam kesempatan ini, Gibran juga menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah daerah terhadap pelaksanaan program-program Nasional.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur dan Bapak Wali Kota. Tadi saya juga sempat mengunjungi Sekolah Rakyat. Ke depan, saya mohon dukungan penuh dari seluruh kepala daerah untuk menyukseskan program-program pusat seperti Sekolah Rakyat, Koperasi Desa, Makan Siang Gratis, Pemeriksaan Kesehatan Gratis, dan program prioritas lainnya dari Bapak Presiden,” imbuhnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini Menteri Ketenagakerjaan RI Yassierli, yang menyampaikan bahwa penyaluran BSU tahun 2025 merupakan pelaksanaan keempat, setelah sebelumnya sukses disalurkan pada 2020 hingga 2022.

“Untuk Provinsi Sumatera Barat, capaian penyaluran BSU telah mencapai 95,33 persen. Sementara di Kota Padang, realisasi telah menyentuh angka 94,5 persen atau sekitar 60 ribu penerima manfaat,” ujar Menteri Yassierli.

Ia menambahkan, secara nasional hingga Selasa pagi, 29 Juli 2025, BSU telah disalurkan kepada 14,7 juta dari total 15,9 juta penerima yang memenuhi kriteria, atau setara dengan 93 persen. Penyaluran BSU tahun ini dimulai sejak Juni, dengan total anggaran sebesar Rp10,3 triliun.

“Target kami adalah mendekati 100 persen pada akhir Juli 2025. Namun, masih terdapat sejumlah tantangan, sehingga target ini belum tercapai. Tantangannya seperti penerima yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), sistem kerja on-off, serta kendala kelengkapan data,” jelasnya. (y2)
 
Top