PADANG -- Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Bukittinggi, Senin (14/7), digembok warga. Hal ini buntut dari banyaknya lulusan SMP/MTs sederajat yang tidak diterima atau lolos Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) di sekolah yang terletak di Jl. Koto Selayan, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS) tersebut.
Akibatnya, banyak pelajar dan guru tidak dapat masuk dan tertahan di luar sekolah. Seharusnya kemarin, dilaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa Kelas X atau siswa baru tahun pelajaran 2025/2026.
Kontan, siswa dan guru tampak bingung. Tidak tahu kenapa sekolahnya digembok dan tidak bisa masuk ke ruangan kelas.
“Kami minta hak karena tanggung jawab pendidikan adalah tugas pemerintah. Kami berharap anak kemenakan kami dapat diterima di SMAN 5 Bukittinggi ini. Kami mohon apapun sistem yang digunakan dalam penerimaan murid baru, jangan mempersulit anak masuk sekolah di Bukittinggi. Jadi, kami minta pihak dinas terkait untuk dapat mencarikan solusi terbaik sehingga suasana di kampung ini kembali harmonis,” kata Sutan Rajo Bujang, pengurus Parik Paga Rang Kurai Bukittinggi.
Sutan Rajo Bujang kepada media menyampaikan, sedikitnya ada 35 anak yang berada di zona SMAN 5 Bukittinggi, tidak lulus alias tidak diterima di sana.
Hal yang sama juga pernah dilakukan pada tahun 2017 lalu. Akhirnya, dengan kebijakan yang diambil oleh Dinas Pendidikan setempat waktu itu, anak-anak yang berdomisili di Kelurahan Garegeh dan Koto Selayan dapat diterima di sekolah tersebut.
Untuk diketahui, jelasnya, lokasi pendirian SMAN 5 Bukittinggi merupakan tanah ulayat yang diberikan atau diizinkan oleh masyarakat melalui tokoh adat setempat. Sesuai dengan kesepakatan awal pembangunan sekolah di zaman Walikota Djufri ini, harus memprioritaskan anak-anak tamatan SLTP dari Kelurahan Koto Selayan dan sekitarnya, untuk diterima di sekolah megah ini.
Menurut Sutan Rajo Bujang, total ada sebanyak 177 orang anak warga yang ber KTP Bukittinggi tidak diterima pada 5 unit SMAN yang ada. “Jika tidak ada solusi dari pihak terkait, maka kami dari Parik Paga Nagari Kurai, Ninik Mamak serta Anak Nagari Kurai akan menutup seluruh SMAN di Kota Bukittinggi ini,” katanya. (as/sgl)