MANADO -- Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya masjid sebagai pusat peradaban yang inklusif dan berorientasi pada kemaslahatan umat saat melaksanakan salat Subuh berjamaah dan Kajian Subuh di Masjid Awal Fathul Mubien, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (25/12).
Manado, sebagai salah satu simbol kota kerukunan di Indonesia, dinilai memiliki modal sosial yang kuat untuk menghadirkan masjid sebagai ruang perjumpaan nilai-nilai keagamaan yang damai dan berkeadaban.
“Masjid harus tampil sebagai pusat peradaban yang ramah, terbuka, dan membangun. Dari masjid inilah nilai-nilai keimanan, kemanusiaan, dan kebangsaan ditumbuhkan secara bersamaan,” ujar Menag.
Dalam kajiannya, Menag menjelaskan bahwa masjid sejak masa Rasulullah SAW bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, sosial, dan pemberdayaan umat. "Dalam masyarakat majemuk seperti Sulawesi Utara, peran masjid ini menjadi semakin penting untuk menjaga harmoni dan memperkuat persaudaraan kebangsaan," tutur Menag.
Menag juga menekankan peran strategis imam dan pengelola masjid dalam mengarahkan kehidupan umat. Menurutnya, imam tidak hanya memimpin ibadah, tetapi juga memimpin arah moral dan sosial umat, terutama dalam membangun sikap saling menghormati di tengah keberagaman.
Dalam kegiatan tersebut, Menag juga melantik Pengurus Ittihad Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Provinsi Sulawesi Utara yang diketuai oleh Abdul Rasyid. Pelantikan disaksikan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara Ulyas Taha, jajaran Kanwil Kemenag Sulut, Rektor IAIN Manado, Kepala Kankemenag Kota Manado, para penyuluh agama, kepala madrasah, serta jamaah dan masyarakat.
Kepala Kanwil Kemenag Sulawesi Utara Ulyas Taha mengapresiasi arahan Menteri Agama yang menempatkan masjid sebagai bagian penting dari penguatan kerukunan di daerah.
“Sulawesi Utara dikenal sebagai wilayah yang menjunjung tinggi toleransi. Arahan Menteri Agama semakin meneguhkan bahwa masjid memiliki peran strategis dalam menjaga dan merawat kerukunan itu,” ujarnya.
Ketua IPIM Sulawesi Utara Abdul Rasyid menyatakan bahwa pelantikan tersebut menjadi amanah besar bagi para imam masjid untuk menjadikan masjid sebagai ruang pembinaan umat yang menyejukkan dan mencerahkan.
“Kami berkomitmen menjadikan masjid sebagai pusat pencerahan dan penguatan persaudaraan, baik di internal umat maupun dalam relasi sosial yang lebih luas,” katanya.
Kegiatan salat Subuh berjamaah dan pelantikan IPIM Sulut ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Kementerian Agama dalam memperkuat peran rumah ibadah sebagai simpul peradaban, khususnya di wilayah-wilayah dengan keragaman tinggi seperti Sulawesi Utara. (*)