Faktual dan Berintegritas


SINAR surya pagi menembus dedaunan di seputaran Gedung Olahraga (Gor) Haji Agus Salim, Padang. Ribuan orang terlihat berjalan dengan menggunakan pakaian olahraga. Tak banyak yang berlari, kecuali hanya berjalan biasa.

Kawasan itu sangat sesak oleh manusia. Sesekali ada pula kendaraan roda dua dan sepeda yang menyelinap di antara keramaian tersebut. Di pelataran parkir utama, ratusan orang tengah melaksanakan senam pagi.  Suara musik yang mengiringi senam pagi itu, menambah suasana kian ramai.

Begitulah gambaran suasana pagi di kawasan Gor Haji Agus Salim Padang, pada Minggu (10/12). Kawasan yang biasanya dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga seolah-olah sudah berubah menjadi pasar mingguan. Saking ramainya, nyaris tak ada space untuk berlari.

Memang tiap akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu kawasan Gor Agus Salim ramai oleh pedagang. Entah mana yang banyak pedagang dengan orang berolahraga. Mereka menjual berbagai kebutuhan, mulai dari aneka sarapan pagi, seperti lontong, lotek, soto, sate, bunur ayam, batagor, bubur kacang padi (kacang hijau), aneka gorengan, lapek bugih aneka kue basah dan makanan makanan ringan lainnya. Selanjutnya ada kebutuhan dapur seperti cabai, bawang, kentang, sayuran, bumbu, botol minuman dan lainnya. Ada pula perkakas dan kebutuhan kamar tidur. Aneka pakaian mulai dari kostum olahraga, sepatu, sandal, hingga batik dan kemeja pun tersedia.

Tak hanya itu, ada pula yang menjual mainan anak-anak, bibit tanaman, aneka makanan kucing, tikar, sangkar burung lengkap dengan burung-burung kecil dan sebagainya. Juga ada lapak promosi sepeda motor merek tertentu.

Inilah yang membuat Gor Haji Agus Salim laksana pasar mingguan. Orang-orang yang datang ke kawasan itu tidak hanya sekadar untuk berolahraga, tertapi sekalian membeli kebutuhan dapur dan lainnya. Maka tidaklah mengherankan, kebanyakan kaum perempuan yang keluar dari kawasan itu senantiasa menenteng kantong asoi.

“Bilalang dapek manuai, baluik dapek mamangkua”. Begitulah istilahnya. Sambil joging di pagi hari, pulang-pulangnya bisa membawa belanjaan. Apapun yang diperlukan di rumah nantinya, bisa dibeli di Gor Haji Agus Salim setiap akhir minggu.

“Daripada harus ke pasar pula sepulang olahraga, kan bagus dibeli di sini. Semua tersedia,” ujar seorang ibu yang baru saja membeli sayuran di pojok utara pintu utama.

Di bagian selatan, sejumlah ibu-ibu terlihat pula menawar mukena dan sajadah. Alasan mereka sekali merengkuh dayung. Sambil berolahraga, bisa belanja.

Kondisi Gor Haji Agus Salim yang bagaikan pasar mingguan itu sudah berlangsung cukup lama. Dikatakan sebagai pasar mingguan, lantaran di luar Sabtu dan Minggu Gor Haji Agus Salim tidak ramai oleh pedagang. Hanya ada sejumlah penjual makanan saja yang memang selalu ada setiap hari di sana. (Sawir Pribadi)

 
Top