Faktual dan Berintegritas

Kabid DVI Pusdokkes Polri Kombes Pol dr Wahyu Idayati didampingi Plt Kabid Dokkes Polda Sumbar, AKBP Faisal dan Ps Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar Kompol Harry Andromeda memberikan keterangan resmi terkait update korban banjir dan tanah longsor.  

PADANG -- Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sumbar merilis data korban bencana banjir dan longsor di Sumbar yang  meninggal dunia sebanyak 234 orang, teridentifikasi 204 orang yang belum teridentifikasi 30 orang.

"Jumlah korban per-hari ini sekitar pukul 15.00 WIB, 234 orang meninggal dunia, teridentifikasi 204 orang,‎ dan 30 orang belum teridentifikasi. Dari yang belum teridentifikasi ini berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dan ada juga body part," kata Plt Kabid Dokkes Polda Sumbar AKBP Faisal di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar, Senin (8/12).

‎Sementara itu Kabid DVI Pusdokkes Polri, dr Kombes Pol Wahyu Idayati, mengatakan, identifikasi yang dilakukan tim DVI dengan cara mengumpulkan data-data Ante mortem dari keluarga maupun jenazah yang ditemukan.

Selain pengambilan Ante mortem tim DVI juga mengambil sampel DNA baik itu dari jenazah maupun dari warga yang merasa kehilangan‎ keluarganya.

"Pengiriman‎ sampel DNA sudah kami lakukan tiga periode, terakhir tadi pagi berupa lima sampel dari jenazah dan 11 warga yang merasa kehilangan keluarganya," kata Wahyu.

Wahyu Idayati mengatakan, sambil menunggu hasil sampel DNA yang dikirim ke Jakarta, pihaknya berupaya melakukan identifikasi dengan cara lain dari 30 jenazah ini. Misalnya, mencocokkan gigi, mencari tanda koloid dan ciri-ciri khusus lainnya.

"Kami juga sudah sebarkan temuan dari jenazah seperti pakaian, perhiasan dan ciri khas lainnya kepada warga yang merasa kehilangan keluarganya. Hingga saat ini 30 jenazah ini belum ada kecocokkan data," ujar Wahyu Idayati.

Dijelaskannya, tim DVI juga telah mengambil sampel 80 DNA warga yang merasa kehilangan keluarganya dan telah dikumpulkan.‎ Dari 80 sampel DNA ini ada yang sudah teridentifikasi dan ada yang belum memberikan sampel kepada petugas.

"Seperti kemarin yang melapor sepupu dari warga yang kehilangan keluarganya. Jadi tidak bisa kita ambil sampel DNA nya karena bukan saudara kandung. Saat ini kami masih menunggu dari keluarga kandung yang akan diambil sampel DNA-nya," jelas dia.

Dikatakan, seluruh jenazah yang ditemukan hampir semuanya tidak dikenali, namun pihaknya bisa mengidentifikasi melalui gigi dan ada juga melalui tato yang ada di tubuh jenazah.

"Dengan data visual ini kami cocokkan dari keterangan warga yang merasa kehilangan keluarganya. Namun, yang tidak ada memiliki ciri-ciri yang tidak mudah dikenali, kami memakai langkah pengambil sampel DNA," katanya.

Satu WNA Malaysia Belum Ditemukan
Kabid DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol dr. Wahyu Idayati, mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan adanya satu orang warga negara Malaysia yang menjadi korban bencana banjir dan tanah longsor.

Hingga saat ini jenazah bernama Azrul Nizam bin Apridweson (30) yang merupakan warga Malaysia masih belum ditemukan. Hal ini diketahui adanya ibu korban yang telah melapor dan memberikan sampel DNA untuk dicocokkan kepada jenazah yang belum teridentifikasi.

"Selasa kemarin orangtuanya sudah kita ambil sampe DNA nya.  Dari 30 jenazah yang belum teridentifikasi dari fisik ataupun pakaiannya tidak mengarah ke warga Malaysia tersebut. Sudah ada kami curigai salah satu jenazah yang mengarah kepada WNA tersebut, tapi belum ada bukti valid, kami masih menunggu hasil tes DNA," kata dia.

Terakhir Wahyu Idayati, mengatakan, pihaknya masih menunggu status tanggap darurat apakah diperpanjang atau tidak, apabila tidak diperpanjang, pihaknya akan memakamkan jenazah yang belum teridentifikasi. Namun, lemari pendingin yang ada masih bisa menampung dan menyimpan lama jenazah yang belum teridentifikasi.

"Kami menunggu BPBD untuk status tanggap darurat ini. Perencanaannya akan ada pemakaman sementara dengan tanda nisan nomor jenazah.‎ Jika hasil DNA muncul bisa ditunjukkan ke keluarga. Ini langkah terakhir. Alat pendingin kami bagus dan masih mampu menyimpan lama jenazah yang belum teridentifikasi," tutupnya. (dr)
 
Top