PADANG -- Presiden RI, Prabowo Subianto, memimpin langsung rapat penanggulangan bencana bersama jajaran menteri, Kepala BNPB hingga para Gubernur yang wilayahnya terdampak bencana (Sumbar, Sumut dan Aceh) pada minggu (7/12) secara daring dari Posko Bencana Aceh. Turut hadir perwakilan dari Sumbar secara daring Gubernur dan Wagub Sumbar, Kepala BPBD hingga jajaran forkopimda Sumbar.
Presiden Prabowo memberikan apresiasi kepada semua pihak yang bekerja tanpa Lelah dalam penanggulangan bencana sehingga wilayahnya secara berangsur-angsur pulih.
“Penghargaan dari saya kepada seluruh petugas yang bertugas di lapangan. Bencana ini adalah sebuah tantangan bagi kita, yang menguji kita , melihat bahwa kita punya kekuatan yang ada di diri kita, dengan kerjasama, kekompakan kita mampu menghadapinya, dan kita buktikan kita bekerja tanpa lelah,” Ungkap Prabowo
Presiden Prabowo juga meminta kepada seluruh jajaran untuk melakukan percepatan pemulihan pasca bencana.
“Kita harus melakukan percepatan, dari pemberian logistik obat-obatan, pakaian hingga rumah hunian sementara harus segera dilaksanakan,” Ungkap Prabowo.
Kepala BNPB, Suharyanto, menerangkan bahwa untuk Sumatera Barat masih terdapat 2 wilayah yang terisolir dan terus dilakukan upaya pemulihan di wilayah tersebut.
“Untuk Sumbar sendiri masih terdapat 2 wilayah yang terisolir yakni di Agam sebanyak 5 nagari, dan di Pesisir Selatan sebanyak 3 nagari, untuk wilayah tersebut telah kita berikan bantuan lewat jalur udara hingga darat dengan jalan kaki dan juga motor,“ terang Suharyanto.
Suharyanto juga menambahkan bahwa BNPB akan melakukan 7 langkah strategis guna percepatan pemulihan wilayah terdampak bencana,
“Kita akan fokus melakukan 7 langkah strategis, yakni:
1. Memastikan fasilitas Kesehatan tersedia dengan baik
2. Mendistribusikan hak-hak santunan kepada ahli waris korban, meninggal dan hilang
3. Meneruskan dan meningkatkan dorongan logistic ke seluruh daerah terdampak sampai ke wilayah yang masih belum bisa ditembus jalur darat
4. Jika wilayahnya sudah relatif pulih akan masuk ketahap rehabilitasi rekonstruksi dengan memindahkan Masyarakat dari titik pengungsian terpusat ke hunian sementara
5. Yang tidak terdampak parah masyarakat bisa kembali ke rumahnya dan rumahnya yang hilang akan dibangun hunian tetap di Lokasi yang lebih aman
6. Untuk pembangunan hunian sementara akan dimohonkan bantuan ke TNI-Polri agal lebih cepat
7. Untuk pembangunan hunian tetap dan relokasi akan dibangun oleh kementrian PKP sedangkan untuk rumah yang in-situ (dilokasi rumah yang lama) dilengkapi perbaikan lingkungan untuk mitigasi,“ tambah Suharyanto. (kmf)