Begini Cara Dapatkan Keringanan Tagihan Listrik 450 VA dan 900 VA Subsidi

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2xpVEma2ZKpFCy2uG4xII7Cd7720U8mRIMbMypD8o__jFDi_OyfTAeumpYBUPnsmFsCo9t9Dhoi1QumkV-naJv8aF9SrwRjrMXzAaUtjLTKBoWixseToGfuft-dUZCmlbALPUuHif8eQ/s1600/20200403_110056.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1140" data-original-width="1600" height="283" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2xpVEma2ZKpFCy2uG4xII7Cd7720U8mRIMbMypD8o__jFDi_OyfTAeumpYBUPnsmFsCo9t9Dhoi1QumkV-naJv8aF9SrwRjrMXzAaUtjLTKBoWixseToGfuft-dUZCmlbALPUuHif8eQ/s400/20200403_110056.jpg" width="400" /></a></div> <br /> JAKARTA - Mendukung Kebijakan Presiden Joko Widodo terkait pembebasan biaya tarif listrik bagi konsumen rumah tangga 450 Volt Ampere (VA) dan pemberian keringanan tagihan 50% kepada konsumen rumah tangga bersubidi 900 VA. PLN telah menyiapkan mekanisme atau cara mendapatkan program tersebut.<br /> <br /> Untuk pelanggan rumah tangga 450 VA pascabayar akan langsung dibebaskan tagihannya pada bulan April, Mei dan Juni. Sementara untuk pelanggan pra bayar dapat memperolehnya dengan mengirimkan nomor ID pelanggan ke WA dengan nomor 08122-123-123 atau melalui website PLN www.pln.co.id  Dengan ID tersebut, pelanggan akan mendapatkan token senilai pemakaian tertinggi dalam 3 bulan terakhir.<br /> <br /> Sedangkan diskon tarif untuk pelanggan subsidi 900 VA bagi pelanggan pascabayar, rekening yang harus dibayarkan pada tiap bulannya akan dikurangi 50%. Sementara bagi pelanggan prabayar, token listrik gratis sebesar 50% akan diberikan kepada pelanggan, dihitung dari pemakaian bulanan tertinggi dalam 3 bulan terakhir.<br /> <br /> Berikut mekanisme pengambilan token gratis untuk pelanggan rumah tangga daya 450 VA dan diskon 50% untuk pelanggan rumah tangga daya 900 VA bersubsidi.<br /> <br /> Mekanisme website dengan cara:<br /> 1. Buka alamat www.pln.co.id, kemudian masuk ke menu pelanggan dan langsung menuju ke pilihan stimulus covid-19.<br /> 2. Masukkan ID pelanggan/ nomor meter. Kemudian Token Gratis akan ditampilkan di layar.<br /> 3. Pelanggan tinggal memasukkan token gratis tersebut ke meteran yang sesuai dengan ID pelanggan.<br /> <br /> Atau bisa juga mengakses melalui WA ke nomor 08122-123-123. Dengan cara :<br /> 1. Buka aplikasi WhatsApp<br /> 2. Chat WhatsApp ke 08122-123-123 , ikuti petunjuk, salah salah satunya masukkan ID Pelanggan.<br /> 3. Token gratis akan muncul<br /> 4. Pelanggan tinggal memasukkan token gratis tersebut ke meteran yang sesuai dengan ID pelanggan.<br /> <br /> Dengan ID pelanggan tersebut, pelanggan akan mendapatkan token senilai pemakaian tertinggi dalam 3 bulan terakhir.<br /> <br /> Saat ini ada sekitar 24 juta data pelanggan rumah tangga 450 VA, ditambah 7 juta pelanggan rumah tangga 900 VA bersubsidi yang harus dimasukkan ke dalam sistem. Proses ini akan tuntas dalam sepekan ke depan. sehingga seluruh pelanggan yang digratiskan dan mendapatkan diskon sudah dapat terlayani seluruhnya.<br /> <br /> "Proses pembagian token bebas tagihan dan diskon tarif listrik ini memang bertahap, yang sudah dimulai pada tanggal 1 April, paling lambat tanggal 11 April seluruh pelanggan yang berhak sudah bisa menikmati program tersebut," ungkap Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka.<br /> <br /> Kebijakan pemberian keringanan tagihan listrik ini sebagai bentuk kehadiran negara dalam membantu perekonomian masyarakat miskin dan tidak mampu.<br /> <br /> "Ini bukti PLN bersama pemerintah siap hadir di setiap kondisi" Tutup Made. (rel)

Begini Cara Dapatkan Keringanan Tagihan Listrik 450 VA dan 900 VA Subsidi

JAKARTA - Mendukung Kebijakan Presiden Joko Widodo terkait pembebasan biaya tarif listrik bagi konsumen rumah tangga 450 Volt Ampere (VA)...

Baca »

APD Bantuan PKPS Pusat Telah Diserahkan

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI9KuRtfZfRfw9ORlSRnSo6O1Ebglr2dmdA_t4LOmN3Px7oQjR0unsvydbrBZDnjyJVW8iYl5nAnDLQ7UGtQqMTgIJQnumaJC-fEevh-ree1bK3vz133Y9SLF0FA8ef5p_uacDrMNo-Dc/s1600/20200403_074954.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="444" data-original-width="800" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI9KuRtfZfRfw9ORlSRnSo6O1Ebglr2dmdA_t4LOmN3Px7oQjR0unsvydbrBZDnjyJVW8iYl5nAnDLQ7UGtQqMTgIJQnumaJC-fEevh-ree1bK3vz133Y9SLF0FA8ef5p_uacDrMNo-Dc/s400/20200403_074954.jpg" width="400" /></a></div> <br /> PAINAN  - Donasi yang dihimpun Perkumpulan Perantau Pesisir Selatan (PKPS) telah diserahkan ke kampung halaman. Donasi yang diserahkan Kamis (2/4)  berupa alat pelindung diri diserahkan pengurus DPW PKPS Sumbar, Dayat Nuri Dt. Radjo Nan Putiah dan diterima Direktur Rumah Sakit  M. Zen, Painan  dr. Sutarman di rumah sakit tersebut.<br /> <br /> Dalam kesempatan itu, Direktur RSUD M. Zen mengucapkan terima kasih kepada PKPS yang telah perduli akan kampung  halaman, khususnya kepada tenaga medis sebagai garda terdepan dalam menangani virus  Covid-19.<br /> <br /> Menurut Sutarman, tenaga kesehatan yang berjibaku mengobati pasien yang terpapar virus Covid-19 sangat memerlukan alat pelindung diri (APD) yang mulai menipis. Karena itu, ketika datang bantuan PKPS Pusat, pihak rumah sakit menyambut dengan senang hati. “Kami tenaga kesehatan yang bekerja mengatasi pandemi Covid-19, ternyata kami tidak sendiri. Terima kasih PKPS yang telah membantu kami,” kata Sutarman.<br /> <br /> Menurut dia, bantuan dari PKPS Pusat itu sangat membantu kelancaran tenaga medis dalam membantu masyarakat yang OPD, PDP maupun yang positif Covid-19.<br /> <br /> Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PKPS, Alirman Sori mengatakan, PKPS  menggalang donasi untuk membantu penanggulangan pandemi Covid-19 di Pesisir Selatan. Dari donasi yang terhimpun itu, DPP PKPS mengirim bantuan  berupa APD, yang terdiri dari    tujuh koli barang antara lain sarung tangan, hand sanitizer, disinfektan, tabung penyemprot dan masker.<br /> <br /> Dayat Nuri Dt. Radjo Nan Putiah menyampaikan, bantuan ini adalah tahap pertama dari PKPS Pusat. Diharapkan pada waktu mendatang ada bantuan APD tenaga kesehatan dari PKPS Pusat dan DPW PKPS Sumbar.<br /> <br /> Sementara itu, Ketua DPW PKPS Sumbar Drs. H. Syafrizal, MM Dt. Nan Batuah menyambut baik atas datangnya bantuan dari PKPS Pusat tersebut. "Ini adalah bentuk kepedulian dunsanak yang di rantau terhadap kampung halaman. Karena Covid 19 ini adalah wabah, cara memberantasnya adalah dengan memutus rantai penyebaran. Sesuai anjuran pemerintah, dunsanak yang di rantau diharapkan bertahan dulu, jangan pulang dulu untuk dapat memutus rantai penyebaran virus Corona Covid-19,” kata Syafrizal. (sp)

APD Bantuan PKPS Pusat Telah Diserahkan

PAINAN  - Donasi yang dihimpun Perkumpulan Perantau Pesisir Selatan (PKPS) telah diserahkan ke kampung halaman. Donasi yang diserahkan Ka...

Baca »

Puncak Covid-19 di Sumbar Diperkirakan 24-27 Mei

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFHxu9yhDbSW9OdAlppXbMn_88-xe7SIOURmNjfp6SvZt3oWoKSUSkU2SNqadVMQSa7ssfGtPffiW6-71nLK3ncCTMcvkFnZtEs2vqk2FJN-XaUUMMls6BmQnpqhpJXWA8kcb9VuWIQv8/s1600/20200314_232046.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="706" data-original-width="959" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFHxu9yhDbSW9OdAlppXbMn_88-xe7SIOURmNjfp6SvZt3oWoKSUSkU2SNqadVMQSa7ssfGtPffiW6-71nLK3ncCTMcvkFnZtEs2vqk2FJN-XaUUMMls6BmQnpqhpJXWA8kcb9VuWIQv8/s320/20200314_232046.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nasrul Abit. </td></tr> </tbody></table> <br /> PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memperkirakan puncak penyebaran Covid-19 terjadi 24 hingga 27 Mei 2020. Perkiraan itu berdasarkan dari puncak masyarakat pulang kampung untuk lebaran.<br /> <br /> "Kita memperkirakan puncak Covid-19 itu 24, 25, 26, 27 Mei. Perantau mudik semua karena memasuki libur lebaran 1441 Hijriyah. Penyebaran akan terjadi pada kesempatan itu," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit usai Gubernur Irwan Prayitno menggelar video teleconference dengan bupati/walikota bersama sejumlah pakar, Kamis (2/4) di kantor gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang.<br /> <br /> Pada kesempatan itu  hadir empat pakar kesehatan, di antaranya Dr. Ridamda, ahli kesehatan masyarakat, Dr. Amdani Kepala Labor Fakultas Kedokteran Unand dan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand, Defriman.<br /> <br /> Untuk itu, disepakati semua pendatang benar-benar harus diperiksa. Benar-benar harus tertib mendaftarkan diri untuk diperiksa. "Benar-benar Semua pendatang harus didata. Dikontrol oleh pemerintah setempat, dan dinas kesehatan," uja Wagub.<br /> <br /> Selain kebijakan itu, himbauan jaga jarak, tidak boleh lakukan kerumunan tetap dijalankan. Karena hanya langkah itu yang paling efektif dilakukan memutus rantai penyebaran virus corona.<br /> <br /> Meski begitu, Pemprov Sumbar tetap mepersiapkan sejumlah skenario dalam kondisi terburuk. Salah<br /> satunya dengan menyediakan rumah sakit rujukan dimasing-masing kabupaten/kota.<br /> <br /> Walau saat ini sudah ada dua rumah sakit daerah yang menyatakan siap digunakan untuk penanganan Covid-19, namun tetap dipersiapkan tempat di daerah. Guna menekan lonjakan pasien ke rumah sakit, nantinya pemanfaatan fasilitas kesehatan juga diperketat.<br /> <br /> "Jika hanya gejala, maka pemeriksaan cukup pada fasilitas kesehatan terendah. Tidak langsung dirujuk pada rumah sakit penanganan Covid-19," ujarnya.<br /> <br /> Selain itu Nasrul Abit juga menyampaikan untuk pemeriksaan sampel, semua harus aktif. Semua sampel diambil masing-masing petugas. Hasilnya, akan dikirim langsung pada rumah sakit. Data harus akurat.<br /> <br /> Sementara itu, hingga Kamis (2/4) jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Sumbar naik menjadi 13 orang. Bertambah satu orang lagi dari Kota Bukittinggi. Pasien tersebut sebelumnya sudah masuk dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Ahmad Muchtar Bukittinggi. Pasien berumur 56 tahun tersebut diduga terpapar karena mengikuti acara di Malaysia. (ys)

Puncak Covid-19 di Sumbar Diperkirakan 24-27 Mei

Nasrul Abit.  PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memperkirakan puncak penyebaran Covid-19 terjadi 24 hingga 27 Mei 2020. Perki...

Baca »

PWI Peduli Masuk Desa Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Covid-19

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyLoC6mPyACxJJHpiSNTZWAVPnRgzPAEaoy5H9fnkx67jt5vJhkEsCphx9PaZd4-cvxu56M2G37w10QWwwyYdkAwiCF9jphyukGKlExYuHikN14iNvBEXvQcTZVx1oI5xxNZwh8le5350/s1600/20200402_112316.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="328" data-original-width="782" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyLoC6mPyACxJJHpiSNTZWAVPnRgzPAEaoy5H9fnkx67jt5vJhkEsCphx9PaZd4-cvxu56M2G37w10QWwwyYdkAwiCF9jphyukGKlExYuHikN14iNvBEXvQcTZVx1oI5xxNZwh8le5350/s400/20200402_112316.jpg" width="400" /></a></div> <br /> JAKARTA - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Peduli Pusat, lembaga sosial milik PWI Pusat, Rabu (1/4) melakukan program  masuk desa. Kegiatan itu untuk menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak virus corona (Covid-19).<br /> <br /> Desa-desa yang dimasuki tim PWI Peduli tersebut berada di wilayah Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.<br /> <br /> “Program masuk desa ini ditempuh untuk mencari warga terdampak Covid-19 yang belum mendapatkan perhatian pemerintah,” kata Ketua PWI Peduli Pusat M Nasir.<br /> <br /> Sebelumnya, pada Kamis (26/3), PWI Peduli, juga telah mengirimkan paket bantuan kesehatan  untuk PWI Kota Bogor. Paket dikirimkan oleh Sekretaris PWI Peduli Pusat  Elly Pujiastuti via jasa pengiriman setelah berkoordinasi dengan Ketua M Nasir dan Bidang Distribusi Karim Paputungan.<br /> <br /> Paket awal berupa sanitizer, masker beserta vitamin diterima oleh Wakil Ketua PWI Kota Bogor Billy Adhyaksa di Kantor Jalan Kesehatan, Tanah Sereal, Bogor.<br /> <br /> Diberitakan, belasan wartawan menjalani isolasi mandiri setelah mengikuti jumpa pers Walikota Bogor, Bima Arya yang belakangan diketahui positif terinsfeksi virus corona. Bima Arya sekarang dalam kondisi bugar.<br /> <br /> PWI Peduli hadir ke desa membawa bantuan bahan pangan, air mineral dalam kemasan, makanan ringan, peralatan mandi seperti sabun,  shampo, dan lain sebagainya.<br /> Semua bantuan tersebut dibeli dengan dana yang berasal dari sumbangan donatur melalui dua rekening PWI Peduli yakni Bank Mandiri  No rek : 1030009021946 (Cabang Jakarta Sabang) dan Bank BNI No Rek : 867855994 (Cabang Gambir).<br /> <br /> Mereka yang menerima bantuan mengucapkan  rata-rata mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada para donatur yang menitipkan bantuan melalui PWI Peduli. “Saya berterima kasih kepada donatur dan PWI Peduli. Saya tidak bisa kemana-mana, karena diisolasi di rumah,” kata pembantu  rumah tangga yang sering dipanggil bu Kus.<br /> <br /> Perempuan berusia 45 tahun itu tadinya bekerja pada sebuah rumah milik suami-istri yang dua-duanya  meninggal, karena positif corona pada Maret 2020. Dia sekarang berdiam di rumahnya sendiri.<br /> <br /> Mendadak yatim piatu<br /> <br /> Paket bantuan lainnya diberikan kepada seorang pemuda yang baru lulus kuliah jurusan elektro pada safu perguruan tinggi di Jakarta. Dia sebenarnya anak majikan  Ibu Kus.<br /> <br /> Pemuda ini mendadak menjadi yatim-piatu dalam waktu tiga hari. Ibunya meninggal, karena virus corona pada 19 Maret 2020 di RS Persahabatan, Jakarta, lalu disusul ayahnya meninggal 21 Maret 2020 di RS Tarakan akibat penyakit yang sama.<br /> <br /> Sementara kakaknya hingga Rabu kemarin masih dirawat di RSU Cibinong, dalam status pasien dalam pengawasan (PDP) Corona. Tentu saja ia  menjadi tanggungan pemerintah karena dalam perawatan.<br /> <br /> Adiknya yang baru lulus kuliah itu tinggal di rumah sendirian. Untuk urusan makan sehari-hari dibantu oleh warga secara bergantian. Penggiliran pengiriman makanan diatur  oleh ketua blok yang sering dipanggil bu Puji.<br /> <br /> “Saya yang mengatur pengiriman makanan pada setiap jam makan  untuk dia. Karena ada tata cara dalam masa darurat pandemi Covid-19  pengiriman makanan diberikan dengan cara dicantolkan di pagar rumah penerima setelah dihubungi via WhatsApp (WA).<br /> <br /> Pengiriman bantuan yang disalurkan oleh PWI Peduli juga  demikian,yakni dihubungi via WA. Sekretaris PWI Peduli Pusat Elly Pujianti menghubungi via whatsapp terlebih dulu baru kemudian tim yang dipimpin Ketua PWI Peduli Pusat M Nasir datang ke depan rumah. Penyampaian barang bantuan hanya diantar sampai lewat pintu gerbang rumah tanpa masuk ke dalam.<br /> <br /> “Terima kasih bantuanya,” kata pemuda yang masih diisolasi di rumah yang di bagian depannya masih terdapat bunga papan duka cita untuk mama dan papanya tercinta.<br /> <br /> Pemuda yang tidak mau disebut namanya ini tinggal di rumahnya sendiri sudah lebih dari dua minggu. Dan sudah dites cepat Covid-19, hasilnya negatif. Tapi baru tanggal 5 April nanti baru boleh keluar rumah.<br /> <br />  “Terima kasih bantuannya. Saya di rumah supaya tidak jenuh saya main internet, kadang baca buku. Tapi saya masih teringat ibu saya,” tuturnya. (*)

PWI Peduli Masuk Desa Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Covid-19

JAKARTA - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Peduli Pusat, lembaga sosial milik PWI Pusat, Rabu (1/4) melakukan program  masuk desa. Kegi...

Baca »

Ayolah, 14 Hari Saja Demi Semua

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxtENwX0JuujBj-bxRGR82ADGVtKlqP9lr_O8_xDAUZyF1QN2QA3K3vaa_WjPE-qbaK9kVrruYdRC6UEq8SH-o4u2voMKYhRzCIsyM7aT3wgS2riIiGDz64FBdSaK-ooQK-zM4EUWR4a4/s1600/20200323_080427.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1212" data-original-width="1504" height="321" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxtENwX0JuujBj-bxRGR82ADGVtKlqP9lr_O8_xDAUZyF1QN2QA3K3vaa_WjPE-qbaK9kVrruYdRC6UEq8SH-o4u2voMKYhRzCIsyM7aT3wgS2riIiGDz64FBdSaK-ooQK-zM4EUWR4a4/s400/20200323_080427.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sawir Pribadi. </td></tr> </tbody></table> <br /> RIBUAN  perantau Sumatera Barat sejak beberapa hari terakhir sudah berada di kampung masing-masing. Mereka pulang dari rantau dengan menggunakan transportasi udara dan darat, baik bus maupun kendaraan pribadi.<br /> <br /> Pulangnya perantau kali ini memang beda dengan kepulangan  sebelum-sebelumnya. Jika selama ini kepulangan perantau rata-rata dipicu karena kerinduan terhadap keluarga, sanak saudara dan kampung halaman, namun kali ini tidak semua demikian. Banyak yang pulang kampung karena di rantau tak  ada lagi yang akan dikerjakan. Tempat-tempat bekerja ditutup untuk waktu yang tidak pasti.<br /> <br /> Pemerintah di daerah rantau mengharuskan tinggal di rumah saja. Ini pasti menimbulkan kejenuhan. Sementara biaya hidup jalan terus.<br /> <br /> Di lain pihak, saat sendiri atau dalam 'terkurung' pasti ingat keluarga di kampung halaman. Apalagi yang masih punya orangtua, maka kerinduan tak akan bisa dibendung.<br /> <br /> Kebijakan pemerintah rantau menyuruh warganya tetap di rumah saja lantaran sedang berjangkitnya wabah corona atau Covid-19. Sementara di kampung terdengar masih aman, maka inilah yang memotivasi para  perantau berbondong-bondong pulang kampung.<br /> <br /> Sebaliknya, mereka mungkin lupa bahwa Sumatera Barat juga tengah berjuang memerangi serangan virus Covid-19. Di Sumatera Barat juga sudah jatuh korban sebagaimana terjadi di rantau.<br /> <br /> Terkait itu, sejak pekan lalu pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama pemerintah kabupaten/kota sudah mengimbau para perantau agar menahan diri untuk tidak pulang kampung terlebih dahulu. Namun apa daya, seruan kampung lebih kuat mengalahkan seruan pemerintah, akhirnya banyak juga yang pulang kampung.<br /> <br /> Kini ribuan perantau sudah berada di kampung masing-masing. Pemerintah daerah ini sudah mengeluarkan aturan agar para dunsanak yang pulang kampung tersebut mau melakukan karantina mandiri selama 14 hari.<br /> <br /> Aturan ini perlu dipatuhi oleh  semua perantau yang pulang kampung. Tujuannya untuk semua, demi orangtua dan sanak saudara. Sekiranya ada virus-virus jahat tersebut yang terbawa dari rantau, dengan karantina tidak menular ke keluarga lainnya.<br /> <br /> Ingat dan pahamilah, jika satu anggota keluarga saja tertular, maka bisa dipastikan menyebar ke siapa saja yang bersentuhan atau berinteraksi. Bukankah virus-virus itu tak bisa dilihat?<br /> <br /> Makanya, jika memang sayang dengan orangtua atau keluarga dan orang kampung, maka patuhilah aturan yang dibuat oleh pemerintah daerah Sumatera Barat hingga aturan nagari masing-masing. Ingat filosofi Minang, bahwa 'di ma bumi dipijak, di situ langik dijujuang'. Di mana pun berada, musti patuhi tatanan yang ada di sana.<br /> <br /> Kita  yakin semua perantau yang pulang sangat paham dengan peribahasa tersebut. Karena, hampir semua kesuksesan yang diraih  di rantau, salah satunya lantaran mengamalkan falsafah atau pepatah tersebut.<br /> <br /> Untuk itu, mari sama-sama kita perlihatkan rasa sayang dan cinta pada kampung halaman  dengan mematuhi aturan mengkarantinakan diri di rumah masing-masing. Begitu juga dengan pendatang lainnya diharapkan menyesuaikan diri dengan aturan yang ada di daerah ini.<br /> <br /> Khusus perantau yang masih di daerah perantauan, sebaiknya ubungkan hasrat pulang kampung terlebih dahulu. Jika memang ada kerinduan, lebih baik obati dengan sarana komunikasi yang hari ini sudah begitu maju.<br /> <br /> Dengan demikian, kita semua bisa memutus rantai penyebaran virus Covid19  tersebut. Semoga! (*)<br /> <div> <br /></div>

Ayolah, 14 Hari Saja Demi Semua

Sawir Pribadi.  RIBUAN  perantau Sumatera Barat sejak beberapa hari terakhir sudah berada di kampung masing-masing. Mereka pulang dari ...

Baca »

Besok, Bantuan PKPS Diserahkan ke Direktur RSUD M. Zen, Painan

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4XlWhFpAORL6Vg1CoJWGWaFc147TCafNRl-SH3d-pi-oFn8iU4zrtUyhIfRptmRMHVL2KEiz1c0XL0HkE7M4MqZ5cBh-2uBb7OHML9DiIMEShGZkYNgyvZNcq6SwrhNRbWLw-E9w1n18/s1600/20200325_145846.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="198" data-original-width="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4XlWhFpAORL6Vg1CoJWGWaFc147TCafNRl-SH3d-pi-oFn8iU4zrtUyhIfRptmRMHVL2KEiz1c0XL0HkE7M4MqZ5cBh-2uBb7OHML9DiIMEShGZkYNgyvZNcq6SwrhNRbWLw-E9w1n18/s1600/20200325_145846.jpg" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Alirman Sori. </td></tr> </tbody></table> <br /> JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Keluarga Pesisir Selatan (DPP-PKPS), Alirman Sori mengatakan, bantuan tahap I PKPS Peduli Melawan Pandemi Covid-19, Kamis  (2//4), diserahkan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M.Zen Painan.<br /> <br /> "Insya Allah penyerahan bantuan PKPS Peduli,  diwakili Ketua DPW PKPS Sumbar Drs.H.Syafrizal Ucok, MM di RSUD M. Zen Painan, berupa masker<br /> sarung tangan, baju APD, hand sanitizer, kaca mata google dan disinfektan," kata Alirman Sori.<br /> <br /> Lebih jauh dikatakan,  rencana bantuan PKPS tahap II akan distribusikan untuk 19 Puskesmas di Kabupaten Pesisir Selatan, terutama APD untuk tenaga medis. Diprioritaskannya  para medis, karena mereka adalah garda terdepan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.<br /> <br /> Alirman Sori, juga mengatakan, pertengahan April nanti, dia juga akan memberikan bantuan APD dalam kapasitas sebagai anggota DPD RI. Dia akan turun langsung  menyerahkan bantuan itu nanti.<br /> <br /> Dikatakan, bersama pengurus DPP PKPS Pusat dan  perantau Pessel di Jakarta, dia akan terus menggalang donasi untuk membantu pengadaan APD untuk di distribusikan bagi keperluan penanganan Covid-19.<br /> <br /> Karenanya, Alirman Sori mengajak perantau Pesisir Selatan yang memiliki kemanpua lebih, di mana saja berada untuk ikut berpatisipasi membantu kampung halaman. Bisa dilakukan secara pribadi-pribadi, berkelompok atau menyalurkan lewat organisasi PKPS/IKPS. (sp)

Besok, Bantuan PKPS Diserahkan ke Direktur RSUD M. Zen, Painan

Alirman Sori.  JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Keluarga Pesisir Selatan (DPP-PKPS), Alirman Sori mengatakan, bant...

Baca »

Semua Pasien Positif Corona Harus Dikarantina Pemerintah

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSCb0su2AO8kci3-_9tuWMxJBzaj_Uj-AwSFP2TTAgwEIiiLiZ9u4WDy9ayUx-8fSQQvvTCzesCc7oSvAwdPwBusV8FB6JbA7MFgClBnLi488MRrcOL-KtVSgWNLAa2KrglbRCkZGAsjE/s1600/yat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="394" data-original-width="700" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSCb0su2AO8kci3-_9tuWMxJBzaj_Uj-AwSFP2TTAgwEIiiLiZ9u4WDy9ayUx-8fSQQvvTCzesCc7oSvAwdPwBusV8FB6JbA7MFgClBnLi488MRrcOL-KtVSgWNLAa2KrglbRCkZGAsjE/s400/yat.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hidayat. </td></tr> </tbody></table> <br /> PADANG - DPRD Sumatera Barat meminta pemprov dan dinas terkait untuk memastikan semua pasien positif tertular virus corona atau Covid-19 dikarantina atau diisolasi oleh pemerintah. Jangan ada pasien positif yang diisolasi mandiri (di rumah). Dengan demikian bisa dipastikan virus tersebut tidak menular ke orang lain.<br /> <br /> Berdasarkan data resmi Pemprov Sumbar yang dilansir dari www.corona.sumbarprov.go.id hingga Rabu sore (1/4) tercatat ada 12 pasien positif pengidap Covid-19. Dari 12 orang tersebut, sebanyak 4 pasien diisolasi dari rumah (isolasi mandiri). Sisanya 7 orang dikarantina oleh pemerintah atau dirawat di rumah sakit dan 1 orang telah meninggal dunia.<br /> <br /> "Semua pasien yang dinyatakan positif Covid-19 harus dikarantina oleh pemerintah, melalui rumah sakit atau dikarantina di tempat yang telah kita (pemerintahan Sumbar) sediakan. Kebijakan yang membiarkan mereka diisolasi mandiri di rumah itu tidak tepat," ujar ketua Fraksi Gerindra, DPRD Sumbar, Hidayat, Rabu (1/4).<br /> <br /> Hidayat menilai justru seharusnya pasien yang dinyatakan positif tersebut dijemput dari rumahnya masing-masing lalu kemudian dikarantina oleh pemerintah. "Maksudnya demi melindungi keluarga pasien positif itu agar tak tertular. Sekaligus melindungi orang-orang yang tinggal di lingkungan tersebut," kata Hidayat.<br /> <br /> Menurut dia, sangat berbeda karantina oleh pemerintah dengan karantina di rumah masing-masing. Pemerintah melalui petugas medis yang merawat tentu saja lebih tahu tata cara menangani pasien positif tersebut tanpa tertular. Sementara jika dirawat di rumah masing-masing, belum tentu tata cara tersebut dilakukan. Alhasil bisa jadi penghuni rumah yang awalnya sehat bisa tertular. "Tidak pula bisa dipastikan apakah pasien itu memang tidak keluar dari rumah dan menularkan virus ke orang-orang lain," kata dia.<br /> <br /> Hidayat berpendapat, jika Dinkes memutuskan pasien positif  boleh dirawat di rumah karena tidak memiliki gejala serius, maka itu pun tidak tepat.  Apalagi pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan telah menegaskan pasien positif pengidap corona bisa menjadi pembawa virus yang kemudian ditularkan ke orang lain. "Punya gejala atau tidak, jika sudah dinyatakan positif, maka karantina saja dulu oleh pemerintah," ujarnya. (t2)

Semua Pasien Positif Corona Harus Dikarantina Pemerintah

Hidayat.  PADANG - DPRD Sumatera Barat meminta pemprov dan dinas terkait untuk memastikan semua pasien positif tertular virus corona at...

Baca »

Jika Covid-19 tak Reda, Ini Edaran PP Muhammadiyah Terkait Ibadah Ramadhan

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRWv5nYPuGFJ4SE23Cdyb31Y161-vrp2cYNGqW9vzgzWMT6BZZ4704bx3-t6fTsfN3kaPdjeQEn-Kq9QvInxWAG4GSux9qhIzYyp_RNhgt-PS9eoefbffiltREqcVizVi2JOqWz58evAk/s1600/diyah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="405" data-original-width="739" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRWv5nYPuGFJ4SE23Cdyb31Y161-vrp2cYNGqW9vzgzWMT6BZZ4704bx3-t6fTsfN3kaPdjeQEn-Kq9QvInxWAG4GSux9qhIzYyp_RNhgt-PS9eoefbffiltREqcVizVi2JOqWz58evAk/s400/diyah.jpg" width="400" /></a></div> <br /> YOGYAKARTA - Puasa Ramadhan tinggal dalam hitungan minggu. Saat ini bangsa Indonesia dan umat Islam tengah menghadapi wabah virus corona atau COVID-19. Jika kondisi seperti ini tidak berhenti sampai masuk Ramadhan, maka Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan edaran untuk panduan ibadah.<br /> <br /> Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan musibah penyebaran wabah Covid-19  saat ini memasuki fase darurat Covid-19 berskala global. Hal itu merujuk pada pernyataan resmi World Health Organization (WHO) bahwa COVID-19 telah menjadi pandemi dan kriteria kejadian luar biasa (KLB) yang mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No.451/91.<br /> <br /> "Berdasarkan hal tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah merasa perlu untuk menindaklanjuti sekaligus menyempurnakan Surat Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 02/MLM/I.0/H/2020 tentang Wabah Coronavirus Disease (COVID-19) dan Nomor 03/I.0/B/2020 tentang Penyelenggaraan Shalat Jumat dan Fardu Berjamaah Saat Terjadi Wabah Coronavirus Disease (COVID-19)," ucap Abdul melalui keterangan tertulis, Rabu (1/4).<br /> <br /> Dalam rangka melaksanakan hal itu, sesuai dengan arahan PP Muhammadiyah, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Majelis Pembina Kesehatan Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Lembaga Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) telah berkoordinasi dan mengadakan rapat bersama pada Sabtu, 26 Rajab 1441 H, bertepatan dengan 21 Maret 2020 M dan menetapkan beberapa keputusan.<br /> <br /> Keputusan itu dengan mempertimbangkan dalil-dalil dari Alquran dan As-Sunnah Al-Maqbulah yang dipahami sesuai dengan manhaj tarjih dan berpedoman pada nilai-nilai dasar ajaran Islam dan prinsip-prinsip yang diturunkan darinya serta data-data ilmiah dari para ahli yang menunjukkan bahwa kondisi ini telah sampai pada status darurat.<br /> <br /> "Apabila kondisi mewabahnya COVID-19 hingga Bulan Ramadhan dan Syawal mendatang tidak mengalami penurunan, shalat tarawih dilakukan di rumah masing-masing dan takmir tidak perlu mengadakan shalat berjemaah di masjid, mushalla, dan sejenisnya," ujar dia.<br /> <br /> Keputusan-keputusan tersebut diambil dengan berpedoman pada beberapa nilai dasar ajaran Islam dan beberapa prinsip yang diturunkan dari padanya. Nilai-nilai dasar dimaksud adalah, pertama, keimanan kepada Allah Yang Mahakuasa dan Mahaadil serta Maharahman dan Rahim bahwa apa pun yang menimpa manusia tidak lepas dari kehendak Allah Yang Mahakuasa (QS Al-Hadid [57]: 22-23). Tetapi semua yang menimpa manusia itu bukanlah karena Allah tidak adil. Sebaliknya Allah itu Mahaadil dan tidak berbuat zalim kepada hamba-Nya (QS. Fushilat [41]: 46).<br /> <br /> "Termasuk kegiatan Ramadhan yang lain, seperti ceramah-ceramah, tadarus berjemaah, iktikaf, dan kegiatan berjemaah lainnya," ucap Abdul.<br /> <br /> Terkait masalah puasa, Abdul meminta umat Islam tetap melaksanakan puasa. Namun, karena saat ini tengah mewabah COVID-19, terdapat pengecualian bagi umat Islam yang kondisi tubuhnya kurang fit. "Puasa Ramadhan tetap dilakukan kecuali bagi orang yang sakit dan yang kondisi kekebalan tubuhnya tidak baik, dan wajib menggantinya sesuai dengan tuntunan syariat. Ini sesuai dengan ayat Alquran, QS. Al-Baqarah [2] ayat 185," ucapnya.<br /> <br /> Selain itu, pihaknya memberi pengecualian terhadap para petugas medis yang tengah bertugas untuk merawat pasien COVID-19. Pengecualian itu adalah anjuran untuk tidak berpuasa saat bertugas. "Untuk menjaga kekebalan tubuh, puasa Ramadhan dapat ditinggalkan oleh tenaga kesehatan yang sedang bertugas dan menggantinya sesuai dengan tuntunan syariat," ucapnya.<br /> <br /> Juga didasarkan pada istidlāl mursal dalam interpretasi Al-Gazzālī (w 505/1111), yaitu argumen maslahat yang selaras dengan tindakan pembuat syariah di tempat lain. Tindakan pembuat syariah di tempat lain, dalam kaitan ini, adalah memberi keringanan kepada orang sakit, musafir, wanita hamil dan menyusui, orang tua bangka untuk tidak menjalankan puasa Ramadhan.<br /> <br /> Mereka yang masih dapat menggantinya di luar Ramadhan menggantinya di hari lain di luar Ramadhan. Mereka yang tidak dapat menggantinya di luar Ramadhan karena memang tidak mungkin berpuasa karena sudah sangat tua dan juga wanita muda yang hamil berkesinambungan, menggantinya dengan membayar fidyah.<br /> <br /> "Tindakan pemberian keringanan lainnya adalah memberikan dispensasi qasar dan jamak shalat dan memberi keringanan pembayaran utang hingga saat mempunyai kelapangan," ujarnya.<br /> <br /> Berdasarkan tindakan-tindakan pembuat syariah di tempat lain yang memberi keringanan itu, demi kemaslahatan dan untuk menjaga stamina dan kondisi fisik yang prima, tenaga kesehatan dapat tidak berpuasa selama Ramadhan dengan ketentuan menggantinya pada hari lain di luar Ramadhan.<br /> <br /> "Pemberian keringanan kepada tenaga kesehatan (yang bekerja langsung di lapangan) untuk tidak berpuasa selama Ramadhan dalam kondisi merebaknya COVID-19 sejalan dengan tindakan pembuat syariah di tempat lain," katanya.<br /> <br /> Terkait anjuran perayaan Idul Fitri di tengah wabah COVID-19, Abdul meminta masyarakat tidak perlu melaksanakan shalat Id berjemaah. Namun, apabila kondisi sudah berangsur-angsur kondusif, dia mempersilakan umat Islam untuk menggelar shalat Id berjemaah.<br /> <br /> "Shalat Idul Fitri adalah sunnah muakkadah dan merupakan syiar agama yang amat penting. Namun, jika awal Syawal 1441 H mendatang tersebarnya COVID-19 belum mereda, shalat Idul Fitri dan seluruh rangkaiannya (mudik, pawai takbir, halal bihalal, dan lain sebagainya) tidak perlu diselenggarakan," ucapnya.<br /> <br /> "Tetapi apabila berdasarkan ketentuan pihak berwenang COVID-19 sudah mereda dan dapat dilakukan konsentrasi banyak orang, maka dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan petunjuk dan ketentuan yang dikeluarkan pihak berwenang mengenai hal itu. Adapun kumandang takbir Id dapat dilakukan di rumah masing-masing selama darurat COVID-19," sambung Abdul Mu'ti. (dtc/*)

Jika Covid-19 tak Reda, Ini Edaran PP Muhammadiyah Terkait Ibadah Ramadhan

YOGYAKARTA - Puasa Ramadhan tinggal dalam hitungan minggu. Saat ini bangsa Indonesia dan umat Islam tengah menghadapi wabah virus corona ...

Baca »

Tiga Bulan ke Depan Pessel tak Pungut Pajak Hotel dan Restoran

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoXHG5Ysxz39WtYxz34xBypv_KIFURDwtd5oz0DXBbLYcLwFFarACBx7-UONz94ivTSXQHHP5xQXepD_qND4F-XrxIri4UrNR3ajo1KMjJ1AUpra6lF23__tdOcJ6srJnVX0c4Jb7yGsw/s1600/IMG-20200326-WA0043.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoXHG5Ysxz39WtYxz34xBypv_KIFURDwtd5oz0DXBbLYcLwFFarACBx7-UONz94ivTSXQHHP5xQXepD_qND4F-XrxIri4UrNR3ajo1KMjJ1AUpra6lF23__tdOcJ6srJnVX0c4Jb7yGsw/s320/IMG-20200326-WA0043.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rinaldi. </td></tr> </tbody></table> <br /> PAINAN- Pandemi corona virus tidak saja menyerang imun manusia, tetapi juga hampir semua sendi kehidupan, termasuk perekonomian masyarakat. Terjadi penurunan pendapatan dan daya beli masyarakat.<br /> <br /> Begitu juga dengan pengusaha hotel, restoran dan rumah makan di Pesisir Selatan juga terkena dampaknya. Sehubungan hal itu, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan untuk sementara menghentikan pungutan pajak terhadap hotel, restoran dan rumah makan di daerah itu.<br /> <br /> Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Pessel, Rinaldi mengatakan, penghentian pungutan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Bupati No. 970/265/BAPEN/2020 tanggal 1 April 2020, tentang Penghentian Sementara Pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran/Rm. Makan/Kafe. Penghentian pungutan panak dimaksud berlaku untuk tiga bulan ke depan, yakni April hingga Juni 2020.<br /> <br /> Sementara itu, update perkembangan kasus Covid-19 di Pesisir Selatan, hingga pukul 12.00 Rabu (1/4) disampaikan Rinaldi, orang dengan status notifikasi sebanyak 2.125 orang. Kemudian orang dalam pemantauan (ODP) 239 orang. Jumlah ini mengalami kenaikan dari hari sebelumnya yang hanya 142 orang.<br /> <br /> Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP)  masih tetap tiga orang. Ketiga orang tersebut masing-masing dirawat di RSUP M. Djamil, Padang dua orang dan di RSUD M. Zen Painan satu orang. (sp)

Tiga Bulan ke Depan Pessel tak Pungut Pajak Hotel dan Restoran

Rinaldi.  PAINAN- Pandemi corona virus tidak saja menyerang imun manusia, tetapi juga hampir semua sendi kehidupan, termasuk perekonomi...

Baca »

Kenapa Jam Malam?

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5VV-lqXk0HTAs6qP-25wikNlM0bb5ITho-DqNPn9mq8-IMNda0d0CkR8tjCNJ-l9vu3hcTbE2kN5v8omosWv6LhvjXGCcAQGEzqnL5w1MzhY2L-YSre1nP-KVORmfqC2zzKfQRCbCGmk/s1600/20200323_080427.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1212" data-original-width="1504" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5VV-lqXk0HTAs6qP-25wikNlM0bb5ITho-DqNPn9mq8-IMNda0d0CkR8tjCNJ-l9vu3hcTbE2kN5v8omosWv6LhvjXGCcAQGEzqnL5w1MzhY2L-YSre1nP-KVORmfqC2zzKfQRCbCGmk/s320/20200323_080427.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sawir Pribadi. </td></tr> </tbody></table> <br /> PEMERINTAH Kota Padang  memberlakukan jam malam. Mulai pukul 22.00 hingga pukul 06.00 tak boleh ada warga atau masyarakat yang keluar rumah, kecuali untuk hal-hal yang sangat mendesak.<br /> <br /> Pemberlakuan jam malam itu diatur dengan Instruksi Walikota Padang nomor 020/Pol.PP/2020 tentang Pembatasan Aktifitas Masyarakat Berpergian Keluar Rumah dalam Rangka Pencegahan Penularan Covid-19 di Kota Padang. Kontan saja reaksi dan diskusi muncul di berbagai grup whats-app dan media sosial.<br /> <br /> Biasalah, setiap ada keputusan atau hal-hal baru selalu menjadi topik diskusi oleh warganet. Namanya diskusi tentu ada pro dan kontra.<br /> <br /> Seiring dengan itu, memang perlu dipertanyakan kenapa harus berlakukan jam malam? Apakah virus-virus itu mencari mangsa pada malam hari? Tentu saja tidak! Virus Covid-19 tak mengenal waktu dan juga tak mengenal kasta, pangkat dan jabatan. Siapapun bisa dihinggapi.<br /> <br /> Soal jam malam, ingat  bahwa  dihadapi oleh kita semua adalah virus,  makhluk mikro yang tidak terlihat oleh siapapun. Kecuali jika menghadapi musuh nyata, mungkin bisalah dengan menerapkan jam malam.<br /> <br /> Menurut para ahli, penyebaran virus Covid-19 melalui kontak interaksi manusia dengan manusia atau manusia dengan benda yang pernah tersentuh oleh manusia yang positif tertular. Jika memang penularan  lantaran interaksi sosial, maka  mari berhitung, mana yang banyak interaksi sosial siang dengan malam hari?<br /> <br /> Jika malam dibatasi, sementara siang dibiarkan, maka ini sama saja 'utang dibayia, lansai indak'. Kita sudah payah, dan petugas sudah bertanggang melakukan operasi, tapi hasilnya tidak seberapa.  <br /> <br /> Lalu, bagaimana sebaiknya? Jawabannya adalah membatasi aktifitas pada siang hari. Merumahkan warga sebagaimana selama ini sudah tepat, hanya saja itu dilakukan tanpa pengawasan. Akibatnya, masyarakat yang tidak punya kepentingan teramat penting masih juga hilir mudik. Jika tak percaya lihatlah pada sore hari anak-anak remaja seperti tak ada masalah saja naik motor beramai-ramai.<br /> <br /> Jika kaum ibu keluar di sore atau pagi hari bisa dimaklumi, mungkin membeli kebutuhan dapur. Anak-anak remaja yang sudah disuruh belajar dari rumah, apa keperluan mereka naik motor sambil ketawa-ketawa dengan sesamanya di jalan?<br /> <br /> Ini adalah soal pengawasan. Kenapa Pemerintah Kota Padang tidak menurunkan tim pengawasan ke kelurahan-kelurahan, ke jalan-jalan tertentu, objek tertentu dan sebagainya. Oooo  mungkin alasannya tak cukup personel. Ini pun bisa diatasi melalui kerja sama dengan ormas, OKP atau remaja masjid dan lain sebagainya. Tentu saja mereka musti di bawah pengawasan pemerintah terendah seperti Ketua RT, RW dan kelurahan. Jika tidak, bisa muncul pula masalah baru.<br /> <br /> Langkah berikutnya yang bisa dilakukan Pemko Padang, membatasi aktifitas di Pasar Raya atau pasar-pasar satelit. Jika tidak mungkin menutup pasar, maka hanya diperbolehkan bagi pedagang sembako. Di luar itu, tutup. Tapi jika mau menutup seluruhnya bagus juga. Ini harus dengan perhitungan sangat matang.<br /> <br /> Soal masyarakat mendapatkan bahan kebutuhan,  yakinlah bahwa di setiap penjuru ada yang jualan sembako, mulai dari beras hingga bumbu masak. Ingat, di pasar itu interaksi masyarakat sangat tinggi dan tentu saja potensi penularan Covid-19 juga sangat tinggi. Kenapa Pemko berani tutup masjid, tapi tak berani tutup pasar?<br /> <br /> Karenanya, pemberlakuan jam malam tidak banyak menghambat penularan Covid-19  lantaran aktivitas warga tidak banyak. Warga yang keluar di atas pukul 22.00 itu memang yang urgen saja di samping pekerja pulang malam.<br /> <br /> Karenanya, mari analisa kembali apa yang dilakukan. Jangan sampai 'minyak abih, samba  ndak masak'. Perut lapar juga, makanya masyarakat ke luar mencari makan. Salam di rumah aja! (*)

Kenapa Jam Malam?

Sawir Pribadi.  PEMERINTAH Kota Padang  memberlakukan jam malam. Mulai pukul 22.00 hingga pukul 06.00 tak boleh ada warga atau masyarak...

Baca »