Faktual dan Berintegritas

 


BAGAIKAN petir di tengah hari, tiba-tiba angka pertambahan kasus Covid-19 harian di Sumatera Barat lebih dari 500 orang. Sebab, sebelumnya pergerakan angka positif Covid-19 hanya dalam hitungan dua digit. 

Kenaikan angka kasus positif Covid-19 menjadi tiga digit terjadi sejak seminggu terakhir dan puncaknya adalah hasil pemeriksaan sampel Selasa yang diumumkan Rabu kemarin. Tiba-tiba angka yang terkonfirmasi positif sebanyak 514 orang. Bahkan bersamaan dengan itu, angka kematian pun tinggi, yakni sebanyak 8 orang. 

Kaget, miris dan ngeri bercampur jadi satu dengan pertambahan kasus sebanyak itu. Sebab, sampel swap yang diperiksa cuma 2.168.

Pada tahun lalu, juga terjadi pertambahan angka positif mencapai 500 orang, yakni setelah Lebaran 2020. Hanya saja sampel yang diperiksa ketika itu jauh lebih banyak dibandingkan tiga hari lalu.

Kita tentu perlu membuat analisa, kenapa tiba-tiba kasus positif Covid-19 melambung tinggi begitu? Dengan analisa pula nantinya bisa dicarikan solusi dan langkah-langkah antisipatif.

Pertambahan kasus yang melebihi angka 500 kemarin di antaranya 'disumbangkan' klaster pendidikan berasrama. Ini mengindikasikan di unit pendidikan tersebut protokol kesehatan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ini perlu menjadi perhatian pihak sekolah atau pengelola sekolah bersangkutan.

Bicara soal protokol kesehatan (prokes) sebenarnya hampir di banyak tempat, tak lagi menjadi perhatian. Di tempat-tempat umum, sebagian orang telah mengabaikannya. Salah satunya lihat saja pemakaian masker. Banyak di antara masyarakat yang tidak mengenakan masker. Kalaupun membawa masker, ada yang cuma penutup dagu dan bahkan ada yang cuma untuk isi saku.

Lihatlah di tempat-tempat umum seperti di pasar, mini market, angkutan umim, di objek wisata dan lainnya. Begitu juga di masjid-masjid dan mushalla, banyak yang tidak memakai masker. Yang paling kentara di nagari-nagari atau desa, masyarakat acuh saja dan terkesan seperti tidak ada terjadi apa-apa. Bahkan ada di antara penduduk nagari atau desa yang memandang aneh kepada orang yang memakai masker.

Terkait itu, agar negeri ini tidak dilanda 'tsunami' Covid sebagaimana terjadi di India, mari kita kembali mematuhi protokol kesehatan, salah satunya adalah menggunakan masker kembali dengan baik dan benar saat keluar rumah atau  berinteraksi dengan sesama. Pakailah masker untuk menutupi hidung dan mulut, jangan dagu apalagi dipakai pengisi saku-saku.

Kemudian jaga jarak dan hindari kerumunan. Yang berikutnya, selalulah mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir. Khusus tempat-tempat umum perlu menyediakan sarana cuci tangan.

Selain itu, petugas perlu kembali mengawasi masyarakat dalam penerapan adaptasi kebiasaan baru. Masyarakat yang lupa tolong diingatkan dan yang membandel agar diberi sanksi. Mudah-mudahan dengan begitu kasus Covid-19 kembali turun. Semoga! (Sawir Pribadi)

 
Top