Faktual dan Berintegritas


PADANG, Swapena -- Kegiatan peringatan Hari Bela Negara pada setiap bulan Desember yang juga dikaitkan dengan peristiwa Situjuah pada bulan Januari merupakan moment membangkitkan kembali nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa, patriotisme, rasa nasionalisme dan juga menjadi event akhit tahun dan awal tahun dalam mengerakkan perekonomian masyarakat di Sumbar. 

Hal itu disampaikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah dalam rapat koordinasi (Rakor) perencanaan kegiatan Tour de PDRI di ruang rapat Gubernuran, Selasa (27/4).

Pada Rakor tersebut dihadiri oleh beberapa Kepala OPD lingkup Pemprov Sumbar, Fokopimda Sumbar, Ketua Jurusan sejarah Unand, Ketua Jurusan sejarah UNP, ketua jurusan sejarah peradaban Islam Fakultas adab dan Humaniora UIN IB Padang, masyarakat sejarawan Indonesia Sumbar, ikatan ahli arkeologi Indonesia Sumbar dan Pengprov ISSI Sumbar.

Lebih lanjut Gubernur menyampaikan event yang digelar akhir tahun hingga awal tahun ini, sedapat-dapatnya memberikan multi efek dalam perekonomian masyarakat nantinya karena ada banyak kegiatan menonjolkan kepariwisataan, pemahaman nilai-nilai nasionalisme bagi masyarakat dan sekaligus menjadi kegiatan pesta aktifitas perekonomian masyarakat. 

"Event peringatan sejarah perjuangan PDRI juga menjadi aktifitas kegiatan ekonomi masyarakat, ada pameran dan pasar rakyat, ada penampilan kesenian dan budaya. Ada pendidikan  menanamkan nilai-nilai nasionalisme bagi generasi muda dan masyarakat sekaligus sebagai even pariwisata meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, nusantara dan wisatawan lokal," harap Mahyeldi.

Mahyeldi inginkan bagaimana event nilai-nilai sejarah dapat memuncul semangat kebanggaan membangun kampung halaman dan event yang membangkitkan semangat kebanggaan daerah untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat Sumbar.

"Pemerintah Darurat Republik Indonesia ( PDRI ) menjadi sejarah nasional penting yang ada di Indonesia, peranan PDRI yang dimandatkan pada Syafruddin Prawiranegara cukup penting. Sebab bila saat itu PDRI tidak ada, sementara ibu kota telah jatuh ke tangan penjajah, belum tentu negara yang berdaulat saat ini ada," ungkap Mahyeldi.

Mahyeldi menyebutkan, meski hanya berlangsung selama 207 hari, dikatakan Mahyeldi, keberadaan PDRI saat itu menjadi simbol bahwa negara Indonesia yang sudah memproklamirkan kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu tetap berdiri. 

"Khusus di Sumatera Barat, momen sejarah PDRI menjadi motivasi untuk melaksanakan program pemerintah misal di pariwisata, religius dan ekonomi. Tujuan kegiatan Tour de PDRI itu dilakukan adalah untuk mengenang sejarah PDRI dan mengangkat nilai sejarah perjuangan menyelamatkan NKRI dan demi menularkan semangat kebangsaan bagi kita semua," harapnya.

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Novrial menambahkan, bentuk kegiatan Jelajah Nagari Bela Negara rencana pelaksanaannya dilakukan pada bulan Desember dan berakhir pada puncaknya yaitu pada peringatan Hari Bela Negara.

"Jelajah Nagari Bela Negara adalah suatu kegiatan bersepeda jarak jauh dalam rangka membangkitkan dan menyebarkan nilai-nilai patriotisme Bela Negara kepada seluruh masyarakat Indonesia. Untuk rute menelusuri kabupaten/ kota di  Sumatera Barat yang dimulai dari Nagari Bidar Alam Kabupaten Solok Selatan yang merupakan Pusat Pemerintahan Darurat Indonesia dan berakhir di Monumen Bela Negara di Nagari Koto Tinggi Kabupaten Limapuluh kota," terangnya.

Novrial mengatakan, nilai-nilai bela negara harus terus didengungkan untuk diresapi di dalam hati dan pikiran masyarakat Sumbar dan Indonesia. Pelaksanaan kegiatan tersebut juga melibatkan unsur pemuda, pelajar, karyawan, ASN, TNI/Polri, Pramuka yang terlebih dahulu diseleksi dan dilatih bersepeda jarak jauh.

"Kegiatan ini juga melibatkan infuencer, public figure, didukung dengan kegiatan seminar ilmiah tentang Nilai Sejarah Bela Negara, seminar wisata sejarah/kuliner dan wisata halal/religius yang saat ini sedang terus dikembangkan oleh pemerintah Sumatera Barat. Dan kegiatan ini juga akan sekaligus mempromosikan destinasi wisata yang dilewati, wisata kuliner, wisata religious, wisata sejarah yang ada di setiap kab/kota yang dilewati," ujarnya.

Novrial juga mengatakan ada banyak kegiatan yang masih dihimpun dan diantaranya Jenis lomba XCO ( Cross Country Olympic ), XCE ( Cross Country Elimination ) Fun Adventure Ride. Yang dikategorikan dengan kategori lomba Men Open, Junior, Master, Women Open.

"Ada perlombaan dan pertandingan yang dapat berpacu menjadi yang terbaik untuk merebut hadiah Trophy Gubernur Sumbar, uang pembinaan prestasi, dan Door Prize untuk Fun Ride," tutupnya. (hms)

 
Top