Faktual dan Berintegritas

 


PADANG, Swapena -- Pertumbuhan generasi milenial secara revolusioner mengubah cara pandang dalam bekerja. Dunia semakin dinamis, kehidupannya semakin kompleks, kebutuhannya semakin beragam, ritme kerja semakin mobile dan cepat, serta tantangannya semakin tinggi dan intens. Pemerintah daerah harus bisa merespons dan beradaptasi dengan perubahan zaman yang terjadi.

Hal ini disampaikan Gubernur Sunatera Barat Mahyeldi Ansharullah dalam acara penandatangan nοta kesepakatan dan rencana kerja antara pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Barat dengan Universitas Andalas (Unand) tentang sinergi pelaksanaan pendidikan, penelitian, pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di Auditorium Gubernuran, Kamis (29/4).

Dikatakan, di era globalisasi yang informasi dapat diakses dengan begitu mudahnya maka pemahaman akan interaksi dengan lingkungan sekitar harus dibina untuk bersama-sama memajukan potensi masing-masing melalui jalinan kerja sama. 

Kerja sama yang baik antar daerah dan lintas sektoral di lingkup regional maupun global perlu dibangun berdasarkan skala prioritas kebutuhan masing-masing yang didukung dengan pemahaman dan penguasaan terhadap aspek-aspek kerja sama. Dengan pemahaman dan penguasaan aspek kerja sama yang baik, maka kerja sama dapat menjadi salah satu potensi untuk mendukung dan mengisi celah pembangunan yang belum dapat dipenuhi seutuhnya oleh Pemerintah, baik untuk program pembangunan di level nasional maupun untuk pembangunan di level daerah," ujarnya.

Lebih jauh Mahyeldi mengatakan,  kolaborasi dan networking menjadi kunci keberhasilan pembangunan sebuah pemerintahan daerah. Birokrasi harus menggandeng akademisi, komunitas, pengusaha, dan media jika ingin sukses membangun masyarakatnya. Inilah yang kemudian disebut dengan pendekatan pentahelix pembangunan.

"Pandemi virus corona Covid-19 memukul hampir semua sektor yang berimbas pada anjloknya ekonomi, tak terkecuali di Sumatera Barat. Pada 2020, realisasi pertumbuhan ekonomi provinsi ini minus 1,60 persen. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat jauh menurun dibanding tahun 2019 yang tumbuh sebesar 5,01 persen dan pada 2018 mencapai 5,14 persen," ungkap.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berupaya melakukan percepatan pemulihan perekonomian dengan mengandalkan potensi disektor unggulan Sumatera Barat dengan melakukan sinergitas dengan beberapa pihak, termasuk dengan Universitas Andalas.

Penandatangani nota kesepakatan sinergitas dan rencana kerja dengan Universitas Andalas  merupakan tindaklanjut dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2020 tentang  Tata Cara Kerja Sama Daerah dengan Daerah Lain, dan Kerja Sama Daerah dengan Pihak Ketiga. "Sangat besar harapan kita sinergitas antara kedua belah pihak ini terimplementasikan sesuai dengan rencana kerja yang kita susun sehingga kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat yang kita cita-citakan bersama dapat terwujud," katanya.

"Kita berharap juga Universitas Andalas bisa menjadi Katalisator Pembangunan Sumatera Barat serta menunjang Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, yaitu Mewujudkan Sumatera Barat Madani yang Unggul dan Berkelanjutan," sambung dia. 

Sinergitas dengan Unand menjadi salah satu solusi yang tepat dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di Sumbar dan mempercepat perwujudan produk unggulan Pemerintah Provinsi Sumbar di sektor pertanian serta meningkatkan ekonomi kreatif dan daya saing kepariwisataan yang telah dituangkan dalam ruang lingkup nota kesepakatan ditandatangani.

"Kepada para Kepala OPD terkait saya minta untuk segera menindaklanjuti membuat rencana aksi lebih lanjut sesuai dengan rencana kerja yang kita susun sehingga penandatangan ini tidak hanya seremonial semata. Semoga apa yang kita lakukan hari ini mendapat restu dan berkah dari Allah SWT, sehingga ke depan setelah penandatanganan Nota Kesepakatan dan Rencana Kerja Sinergitas ini, semua pihak yang terkait dapat melaksanakan komitmennya dengan baik dengan semangat saling berbagi," pungkasnya. (hms)

 
Top