Faktual dan Berintegritas

 



PEMERINTAH telah mengambil kebijakan melarang para perantau pulang kampung. Akibatnya Idul Fitri 1442 H ini boleh dikatakan tanpa orang rantau yang pulang kampung. Kalaupun ada, itu mereka yang sudah berada di kampung sejak awal-awal puasa, atau sebelum 6 Mei 2021.

Tak hanya melarang pulang kampung, pemerintah juga mengambil kebijakan membatasi sejumlah aktifitas, antara lain pembatasan kegiatan berbuka puasa bersama, reunian, halal bihalal dan open house bagi kalangan pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Semua langkah yang diambil pemerintah itu untuk mengatasi tidak bertambahnya kasus Covid-19 yang saat ini cenderung meningkat. Ya, sejak sebulan terakhir ini data yang dikeluarkan oleh Satgas Covid-19 memang terlihat meningkat dibanding sebelumnya. Tidak saja peningkatan angka positif, tapi juga terjadi peningkatan angka kematian akibat virus Corona tersebut.

Pertanyaannya, akankah korban Covid-19 akan berkurang setelah pelarangan dan pembatasan-pembatasan ini nantinya? Apakah angka Covid berkurang setelah Lebaran?  Pertanyaan ini penting, karena melihat kurenah masyarakat akhir-akhir ini yang sudah kembali hidup 'normal'. Di perkotaan memang kita masih melihat orang-orang menggunakan masker, tapi cobalah lihat ke nagari-nagari, atau kampung-kampung, jarang sekali masyarakat yang bermasker. Mulai dari ke masjid hingga ke pasar atau ke tempat-tempat ramai lainnya.  Bahkan, sebagian masyarakat di kampung-kampung seolah memandang aneh kepada orang yang memakai masker.

Di Sumatera Barat pada Idul Fitri tahun lalu, terjadi lonjakan kasus Covid-19 harian hingga 500 orang, apakah hal seperti ini tidak akan terjadi lagi pada Lebaran minggu depan? Kita tentu tidak berharap penambahan. Sebaliknya yang kita harapkan adalah berkurang dan habis, tapi apakah akan bisa dengan blokir dan pembatasan dari pemerintah itu?

Orang dari rantau jauh atau dari provinsi lain memang diblokir untuk pulang kampung, tapi yang sudah duluan sampai di kampung atau yang pulang sebelum 6 Mei kemarin telah banyak. Apakah mereka terjamin tidak ada bibit virus Corona? Belum lagi jika ada TKI yang pulang.

Selanjutnya perantau lokal yang pulang kampung apakah tidak berpotensi menularkan virus tersebut? Ingat, data terakhir, dari 19 kabupaten/kota di Sumbar hanya dua daerah saja yang masih zona kuning. Selebihnya zona oranye.

Di sinilah perlunya kesadaran kita semua. Agaknya masing-masing kita perlu melakukan pembatasan diri. Misalnya masyarakat yang pulang kampung lokal membatasi diri untuk tidak bersalaman hingga cipika cipiki dengan dunsanak atau keluarga di kampung. Begitu juga keluarga yang di kampung sebaiknya tidak mengulurkan tangan untuk bersalaman di Lebaran kali ini. Sebab, hal itu memiliki risiko.


Kemudian batasi menerima tamu di rumah. Jika perlu terima tamunya di teras saja dan jangan lupa menyediakan sarana cuci tangan di depan.

Intinya, selalu mematuhi protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan hindari kerumunan. Semoga kasus Covid-19 bisa ditekan hingga lenyap. Semoga! (Sawir Pribadi)

 
Top