Faktual dan Berintegritas


ISTIRAHAT sejenak di suatu tempat saat gowes pagi ini, seseorang tiba-tiba mendakat lalu tersenyum dan menyapa saya.

"Masih di ateh karajo Da?" Begitu tanya dia.

Tercingangak saya dengan pertanyaan itu. Sejenak saya calik wajahnya, asing. Rasanya belum pernah bersua dek saya lagi, apalagi kenal.

"Dari tadi wak caliak dari jauah raso-raso kenal makonyo wak turuik kamari, eh iyo ruponyo," kecek dia lagi.

Saya cuma gelak manih saja dan berusaha memutar pangana mencari tau kalau-kalau sosok di dekat saya itu memang kenalan saya, tak juga ada titik simpulnya.

"Dari mana tadi?" Saya mencoba imbangi bicaranya. Ia menyebutkan suatu tempat. Tapi tetap saja saya tak familiar dengan sosok itu.

"Masih di ateh kan karajo Da?" Ia kembali bertanya.

Karena dia sudah merasa eska esde, maka saya jawab saja "masih", sambil gelak sengeng.

Saya tetap mencari titik simpul, kenapa sosok ini begitu merasa akrab.

Akhirnya saya punya kesimpulan sendiri, oh mungkin karena merek topi yang saya pakai. Memang saya lagi memakai topi merek sebuah perusahaan paragiahan kawan. Tapi saya juga pakai kaos merek produk lain, kenapa kok cuma merek topi yang jadi fokusnya? Biar sajalah, kecek hati saya.

Setelah itu maota ka inkin ka mai, dan saya pun eska esde  pula lagi. Tak sarit bagi saya menjawab pertanyaan dia tentang perusahaan di merek topi saya itu.

Yang terkana kudian dek saya, ternyata pakaian bisa mempengaruhi seseorang. Inilah pangkal balanya banyak penipuan. Misalnya ada polisi gadungan, tentara gadungan, wartawan gadungan de el el. Maka pesan saya waspadalah! 

Kejahatan bukan hanya karena ada niat, tapi juga karena ada kesempatan. 

Dah itu saja cerita akhir pekan. Mari tersenyum sedikiit saja. Jangan lupa prokes. Salam sehat! (eSPe)

 
Top