Faktual dan Berintegritas


PADANG, Swapena -- lelaki itu cukup berhati-hati ketika memegang kayu. Dirautnya serapi mungkin. Matanya tidak berkedip sedikitpun. Fokus kepada kayu yang di tangannya. 

Namanya Jon Wahid (50). Seniman berambut gondrong itu pintar membuat kacamata dari kayu. Hasil olahan tangannya bahkan sudah terbang ke luar negeri sana. 

"Sudah banyak yang memesan, kacamata kayu ini diminati oleh warga Norwegia," kata lelaki itu saat diwawancarai, beberapa hari lalu. 

Pekerjaan sebagai pembuat kacamata kayu sudah dilakoninya sejak 2016 lalu. Berawal dari pesanan teman sepermainan hingga akhirnya kacamatanya dapat melanglangbuana ke luar negeri sana. Menariknya, Jon menekuni pekerjaan tersebut secara otodidak. Berkat ketekunannya, pria tiga anak ini mampu membuat kacamata kayu kreasinya sendiri. 

Kacamata kayu milik Jon terbilang berbeda dibanding kacamata kayu lainnya. Jon membuatnya tanpa menggunakan mesin. Semuanya dibuat dengan tangannya yang cekatan. 

Jon menyebut, kacamata buatan orang lain memakai kayu lapis. Sedangkan kacamata Jon tidak berlapis. Berbahan kayu murni tanpa dilapis. "Makanya kacamata kita tahan dan tidak mudah rusak," aku Jon. 

Agar kacamata kayu buatannya tetap terjaga kualitasnya, Jon butuh waktu lama dalam mengerjakannya. Satu kacamata butuh waktu sekitar tiga hari pengerjaan. Tak heran jika kualitas kacamatanya diminati banyak orang. Karena dikerjakan dengan sangat teliti.  "Kayu yang biasa dipakai jenis Surian dan Jati, kadang ada juga pesanan dari Banio," tutur Jon. 

Jon mengerjakan kacamata hanya seorang diri di rumahnya di Tanah Sirah, Piai Nan XX, Lubuk Begalung, Padang. Dalam sebulan, Jon dapat memproduksi sekitar 10 buah kacamata kayu. Kacamata yang dibuatnya jenis polarized, kacamata yang dapat menahan cahaya matahari.  "Jenis ini yang paling disukai di Norwegia," sebut Jon. 

Jon sebenarnya bukan tidak percaya dengan orang lain yang membantunya. Pernah beberapa kali Jon mencoba memberi order ke tukang kayu maupun kepada guru seni. Namun hasilnya tidak seperti diharapkan. Jauh berbeda. 

Soal harga, memang sesuai dengan kualitas benda. Jon menetapkan harga perkacamatanya Rp750 ribu. Di Norwegia, kacamatanya dijual seharga 130 euro. Sebelum pandemi Covid-19, hampir setiap bulan Jon mengirimkan kacamata ke Norwegia. 

Namun kini Jon harus menghentikan usahanya sementara. Sejak ia mengalami kecelakaan karena terjatuh, kakinya sakit hingga berefek ke matanya. Jon kini kesulitan untuk melihat benda kecil. Hingga akhirnya kini Jon fokus untuk berobat.  "Jika sudah pulih nanti, dilanjutkan lagi membuat kacamata," bebernya.

Jon merasa bangga, kacamata buatannya dinikmati dan dipakai banyak orang. Apalagi, kacamata buatannya cukup ringan. Dipakai bule di belahan dunia lain. (Charlie)


 
Top