Faktual dan Berintegritas

                                Oleh Sawir Pribadi 

Ilustrasi SiKamek

KABUPATEN Solok telah berusia 110 tahun. Walau puncak ulang tahunnya pada April nanti, namun serangkaian pesta atau baraleknya telah dilakukan dengan cukup meriah kemarin. Mungkin itu adalah pesta rakyat dari seluruh nagari, termasuk walinagari, niniak mamak dan unsur lainnya.

Angka 110 tahun tentulah usia yang sudah tua bahkan terlalu tua untuk ukuran seorang manusia. Mungkin tidak ada manusia  sekarang yang usianya sampai angka segitu. Kalaupun ada, dipastikan ia sudah sangat sepuh dan renta. Kulit yang waktu mudanya kencang, di usia 110 tahun tentu sudah tergurajai. Pikiran dan daya ingat yang dulunya mantap, pasti sudah uzur. Begitu juga panca indranya dipastikan tidak lagi berfungsi maksimal.

Tapi untuk sebuah daerah, hal itu tidak berlaku. Justru yang terjadi sebaliknya. Semakin tua suatu daerah, dapat dipastikan semakin rancak, tacilak dan semarak.

Itu yang hari ini terjadi pada Kabupaten Solok. Di usia yang semakin tua, daerah itu semakin rancak. Tidak saja pada pusat pemerintahan, yang lebih terlihat itu di nagari-nagari.

Memang tidak bisa dipungkiri, nagari-nagari di Kabupaten Solok saat ini laksana gadis remaja yang sedang lincah-lincahnya. Gadis remaja yang setiap sore duduk di teras rumah dengan busana semarak dan aroma parfum nan menggoda. Siapapun yang melihat pasti terpesona, lalu seulas senyum merekah dari bibirnya yang bak asam sauleh. Begitu benarlah!

Setuju atau tidak, salah satu indikator kemajuan Kabupaten Solok dan tentu juga di kabupaten lainnya adalah wajah nagari-nagari di wilayahnya. Walaupun kita juga tak bisa menutup mata bahwa dari 74 nagari pada 14 kecamatan di Kabupaten Solok, masih ada yang merangkak mengejar ketertinggalannya, hanya saja wajah nagari lainnya nan rancak dan tacilak mampu menutupi yang masih merangkak tersebut. Biasalah, namanya juga masih berproses.

Nagari-nagari yang masih berproses mengejar ketertinggalannya, merupakan PR bagi pemerintah daerah setempat. Siapapun pemegang kendali hari ini dan esok, nagari yang masih tertinggal, ekonomi masyarakat yang bergerak lamban dan taraf pendidikan yang masih rendah perlu dijadikan prioritas untuk ditangani. Dengan demikian, ia tidak rancak di labuah, melainkan maju secara merata.

Selain itu komunikasi dan koordinasi pemerintah dengan berbagai pihak perlu ditingkatkan. Misalnya komunikasi dan koordinasi antara pemerintah nagari dengan kecamatan dan kabupaten. Kemudian, komunikasi, koordinasi kabupaten dengan pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat. 

Selain itu, komunikasi antara pemerintah Kabupaten Solok dengan para perantau yang tersebat di berbagai penjuru tanah air hingga mancanegara. Selain di seluruh provinsi, perantau Solok juga banyak di Australia, Malaysia, Arab Saudi hingga Amerika. Ini adalah potensi besar yang bisa dibawa serta demi kemajuan kabupaten penghasil beras kualitas super tersebut.

Diakui semua butuh proses, tidak bisa simsalabim adakadabra saja. Semua pihak harus terlibat. Yang terpenting adalah niat dan kemauan mulai dari bupati sampai masyarakatnya. Walau puncak peringatan baru akan dilaksanakan pada April depan, terimalah ucapan selamat ulang tahun ke-110 Kabupaten Solok, tumpah darahku. Semoga batang tarandam itu berhasil dibangkik, bukan sekadar tagline. (*)

 
Top