Faktual dan Berintegritas

Kim Na Jong

PADANG -- Tertarik dengan budaya Minangkabau, mahasiswi Magister di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Seoul, terbang langsung dari Korea Selatan ke Sumatera Barat.

Kim Na Jong (26), saat ini sedang mengambil program studi Ilmu Sosiologi Agama Indonesia Hankuk University. Kim cukup kenal dengan Indonesia. Sedangkan untuk Minangkabau baru sebatas dari bahan jurnal yang tersedia.

"Sebelumnya saat S1 saya ambil jurusan Bahasa Indonesia. Sebelum bertemu dengan dosen pertukaran dari Unand, saya hanya kenal beberapa dari Indonesia, seperti Jawa dan Bali," kata Kim, usai mengiktui diskusi bersama tokoh adat Sumatera Barat dengan tema ‘Lapuak-lapuak Dikajangi, Usang-Usang Dipabarui’, yang digelar Dinas Kebudayaan Sumbar, di Gedung LKAAM Sumbar, Senin (20/3).

Keinginannya mendalami adat Minangkabau setelah dirinya mendapat informasi dari dosen pertukaran dari Unversitas Andalas ke Hankuk University di Korea Selatan. Kentalnya agama Islam dengan budaya Minangkabau menjadi hal menarik baginya.

"Setelah saya dengar cerita dari dosen, budaya Minangkabau itu sangat unik. Seperti hubungan antara Islam dengan Budaya Minangkabau. Seperti sistem kekerabatan, Minangkabau dengan sistem matrilineal sedang Islam dengan patrilineal. Menurut saya itu sangat unik untuk dipelajari lebih banyak," terangnya dengan bahasa Indonesia yang fasih.

Sebenarnya, Kim tidak langsung memilih tentang budaya Minangkabau untuk topik tesisnya. Tapi hanya mengkaji sudut pandang orang Minangkabau terhadap Rancangan Undang-Undang Hukum Pidana yang sejumlah pasalnya ‘kontroversial’.

"Awalnya saya akan membahas tentanga RKUHP dari sudut pandang orang Minangkabau, atau Sumatera Barat. Karena sudut pandang RKUHP ada beberapa pasal yang cukup menjadi isu hangat. Pasal itu juga menjadi isu hangat di Korea juga," paparnya.

Setelah dirinya bicara sejumlah sumber di Sumbar, ternyata orang di Sumbar lebih memperhatikan hukum adat Minangkabau. "Jadi sekarang lebih fokus pada hukum adat, beberapa hal. Seperti hal sistem pewarisannya," ulasnya.

Kim juga menilai budaya Minangkabau lebih menarik dari budaya lainnya di Indonesia. "Saya merasa posisi perempuan di Minangkabau itu cukup unik dibanding dengan wilayah lainnya di Indonesia. Saya kira kegiatan seperti ini sangat baik untuk mengenal lebih dekat dengan Minangkabau," sebutnya.

Kim sendiri baru tiba di Sumbar sejak 2 Maret 2023. Dia akan berada satu bulan di Sumbar untuk mendapatkan bahan lengkap tesisnya. (ys)

 
Top