Faktual dan Berintegritas


PEMERINTAH Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar menyatakan komitmennya untuk melakukan razia berkelanjutan terhadap penggunaan bagan dan jarring kelambu di Danau Singkarak. Karena penggunaan alat tangkap tersebut bisa membuat ikan endemik Danau Singkarak, bilih punah.

Kita tentu mendukung langkah dan upaya dari DKP Sumbar ini. Sebab,  bilih yang menjadi ikan khas danau terbesar di Sumatera Barat itu memang tidak boleh punah. Jika punah, maka Danau Singkarak kehilangan produk unggulannya.

Sebenarnya menangkap ikan, terutama ikan bilih adalah mata pencaharian masyarakat sekitar Danau Singkarak. Baik mereka yang berdomisili di wilayah Kabupaten Solok maupun Kabupaten Tanah Datar banyak yang menggantungkan roda perekonomian mereka dari menangkap ikan tersebut.

Bukan tidak ada ikan produk lain di danau tersebut, ada! Hanya saja yang bernilai ekonomi tinggi adalah ikan bilih. Permintaan terhadap ikan endemik Singkarak itu tidak hanya di sekitar danau dan Sumbar saja, melainkan hingga berbagai daerah di luar Sumbar, seperti Riau, Jambi, Palembang hingga Jakarta dan sekitarnya. Banyak rumah makan Minang di luar Sumbar yang menjadikan ikan bilih sebagai hidangan spesifiknya.

Agaknya karena itu pulalah, ada di antara oknum yang memanfaatkan bagan jaring kelambu, agar bisa mendapatkan ikan jauh lebih banyak. Jaring kelambu tersebut bisa saja menjaring anak-anak bilih, sehingga jelas mengancam kelestarian ikan tersebut.

Terkait itu, adalah sangat tepat jika memang DKP Sumbar punya komitmen untuk melakukan razia rutin terhadap penggunaan alat tangkap dimaksud oleh nelayan Danau Singkarak. Hanya saja, komitmen tersebut perlu diaplikasikan, tidak angek-angek tahi ayam.

Jika bulan ini razia, misalnya, bulan berikutnya tidak, maka itu sama saja tidak ada pengawasan. Karena nelayan dipastikan turun ke danau setiap hari.

Sebenarnya tidak cukup hanya dengan razia guna mempertahankan keberadaan ikan bilih di Danau Singkarak. Perlu adanya upaya lain, seperti memberikan sosialisasi kepada para nelayan atau masyarakat di seputaran Danau Singkarak akan dampak ke depan dengan peralatan jaring kelambu dimaksud. Jika cuma Razia, percayalah akan terjadi main kucing-kucingan antara masyarakat dengan dengan petugas.

Selain itu, yang lebih penting lagi bagaimana Pemerintah Sumatera Barat senantiasa melakukan budi daya terhadap bilih. Dengan demikian, akan ada regenerasi bagi ikan-ikan endemik Danau Singkarak tersebut. Semoga! (*)

 
Top