Faktual dan Berintegritas


JAKARTA --  Kementerian Agama masih membutuhkan 342 guru dan tenaga kependidikan (GTK) di madrasah unggulan. Hal ini tercermin dalam peta kebutuhan GTK pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Unggulan tahun 2022.

Kekurangan itu tampak dari hasil perhitungan antara mata pelajaran dan rombongan belajar. Kekurangan ini juga di luar proses seleksi PPPK tahun 2022.

Untuk memenuhi hal tersebut, dibuka seleksi calon GTK Madrasah Unggulan. Total ada 847 yang mendaftar dalam seleksi ini.

Ada 35 MAN Unggulan yang menjadi binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, yaitu: 23 MAN Insan Cendekia, 10 MAN Penyelenggara Program Keagamaan (MAN-PK), dan 2 MAN Kejuruan (MAKN).

"Seleksi GTK Madrasah Unggulan diikuti para ASN, baik PNS maupun PPPK, yang bertugas di luar madrasah tersebut. Seleksi juga diikuti pendaftar Non ASN," terang Direktur GTK Madrasah M Zain di Jakarta, Minggu (28/5).

Dalam prosesnya, seleksi ini melibatkan Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Agama dan juga Inspektorat Jenderal. “Pelibatan dua unit eselon satu ini dimaksudkan agar sejak awal berbagai permasalahan kepegawaian dapat dimitigasi sejak dini,” ujar M. Zain.

Ada sejumlah tahapan yang harus dikuti peserta, mulai dari seleksi berbasis computer (CBT) serta berbasis domisili, hingga wawacara bagi mereka yang lolos CBT. Dalam pelaksanaan CBT, Kemenag menggandeng UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kampus ini dinilai berpengalaman sebagai tempat ujian kompetensi (TUK) pada pelaksanaan Uji Pengetahuan (UP) Pendidikan Profesi Guru.

"CBT sudah digelar. Wawancara akan digelar Juni 2023," jelasnya

Zain menambahkan, soal seleksi disusun para profesional untuk dapat menggali kemampuan pendaftar. Misal, soal untuk calon Kepala Madrasah, harus dapat menggali kompetensi leadership dan entrepreneurshipnya. Sedangkan aspek inovasi, kreatifitas dan peduli itu dilekatkan pada instrumen penjaringan guru yang profesional.

“Nanti pada tahap wawancara calon Kepala Madrasah, tim akan menggali komitmen, dedikasi, kompetensi leadership dan juga pemahaman moderasi beragama atau wawasan kebangsaan serta cinta tanah air. Ini menjadi konsern kita," tegasnya lebih lanjut.

Hal senada disampaikan Kasubdit Bina MA/MAK yang juga Ketua Pokja Moderasi Beragama Ditjen Pendidikan Islam, Anis Masykhur. “Penggalian dan penelusuran pemahaman moderasi beragama atau wawasan kebangsaan ini menjadi prioritas karena MAN Unggulan ini dipersiapkan untuk melahirkan calon pemimpin nasional," jelas Anis.

"Para pendaftar harus mempersiapkan segala sesuatunya jika lulus di tahap CBT,” sambungnya sebagaimana dikutip situs Kemenag RI.

Pendaftar seleksi program ini sebenarnya mencapai 1.257 orang. Setelah dilakukan seleksi, hanya 827 yang memenuhi syarat administratif. Sebarannya, 73 orang mendaftar dengan mendaftar 7 formasi calon kepala MAN IC, 607 orang mendaftar sebagai guru, sedang 147 lainnya mendaftar formasi pembina asrama.

Untuk peserta calon Kepala Madrasah yang lolos tahap CBT akan diundang ke Jakarta dan diwawancarai oleh tim ekspert dan para stakeholder MAN Unggulan. Sedangkan untuk calon guru akan diwawancarai di MAN yang jadi pilihan pendaftar. (*)

 
Top