PADANG -- Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Kabupaten Solok sejak Minggu (23/11), sempat menunjukkan gejala penurunan volume air di sejumlah Sungai hingga Selasa (25/11).
Namun akibat curah hujan belum reda dengan intensitas yang cederung tinggi di bagian hulu, membuat luapan sungai Batang Lembang dan Batang Gawan mencapai puncaknya. Bahkan sungai nagari Saniangbaka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok mendadak besar dan menghanyutkan sejumlah rumah penduduk setempat, Kamis (27/11) dini hari.
Informasi yang dikumpulkan menyebutkan, air bah yang datang malam buta itu membuat masyarakat Saniangbaka sempat panik. “Ini banjir yang paling dahsyat yang pernah terjadi,” ujar ketua pemuda Saningbka Chandra.
Sungai Saniangbaka yang biasanya tenang dan bersahabat, tiba-tiba mengamuk dan menghancurkan 9 buah rumah, 2 jembatan dan 1 heler. Sementara rumah penduduk yang mengalami rusak berat ada 30 unit, rusak sedang 10 rumah dan rusak ringan mencapai 250 unit.
Selain itu, bencana banjir Saniangbaka juga melanda sebuah musala, gedung pemuda dan sekolah. “Kita belum bisa mencatat seluruhnya, karena belum bisa masuk ke lokasi bencana yang masih dihadang air bah,” ungkap salah seorang staf Pemerintah Nagari Saningbaka.
Menyikapi kondisi itu, Bupati Solok Jon Firman Pandu bersama Dandim 0309 Solok serta Muspika Kecamatan X Koto Singkarak datang ke Saniangbaka meninjau lokasi dan warga terdampak bencana.
Sembari menyisir lokasi banjir, Bupati Jon Firman Pandu yang didamping Ketua TP-PKK Ny. Nia JFP, Kadis PUPR, Kadis Pendidikan dan anggota DPRD, menginstruksikan membuat dapur umum dan menyerahkan bantuan logistic untuk kebutuhan masyarakat terdampak. (dtk)