PADANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat mencatat estimasi kerugian akibat bencana alam banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem mencapai hampir Rp5 miliar. Angka kerugian tersebut masih dalam perkiraan sementara.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Arry Yuswandi menjelaskan bahwa angka kerugian tersebut berpotensi bertambah seiring proses asesmen detail yang masih berlangsung.
“Perkiraan kerugian sementara sekitar Rp4,9 miliar lebih. Ini baru perkiraan awal. Tim di lapangan terus melakukan verifikasi agar kita mendapatkan gambaran menyeluruh terkait dampak bencana dan kebutuhan intervensi pemulihan,” ujarnya di kantor Gubernur Sumbar, Rabu (26/11).
Sekda memastikan bahwa Pemerintah Provinsi Sumbar sudah menggerakkan seluruh perangkat sejak awal kejadian untuk percepatan penanganan darurat, pemulihan akses, dan pemenuhan kebutuhan dasar warga.
“Kita bekerja dalam satu sistem komando. BPBD berada di garis depan, didukung OPD teknis, TNI dan Polri, serta pemerintah kabupaten dan kota. Akses jalan dibuka, distribusi bantuan berjalan, dan layanan dasar diupayakan tetap stabil,” ujarnya.
Arry menambahkan bahwa asesmen terhadap rumah warga, fasilitas umum, lahan pertanian, dan infrastruktur terus dipercepat. “Data kerusakan yang valid sangat penting bagi pemerintah untuk menghitung kebutuhan anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Kita ingin proses pemulihan berjalan cepat dan tepat sasaran,” tutupnya. (kmf)