Faktual dan Berintegritas


AROSUKA - Selama ini masyarakat Sumatera Barat lebih mengenal indang dari Piaman. Sebetulnya masih ada lagi daerah di Ranah Minang yang memiliki kesenian tradisional tersebut. Salah satunya adalah Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Selama ini, kesenian indang Kabupaten Solok dimainkan oleh kaum laki-laki. Sejumlah orang duduk bersila secara teratur dengan lutut berdempetan satu sama lain, memainkan rabana, sehingga menghasilkan bunyi yang indah. Bunyi yang saling tingkah itu diselingi dengan aneka gerakan. Ada gerakan ke depan, ke belakang, kiri dan kanan sambil meliukkan badan, sehingga terlihat konfigurasi yang menarik.

Selain deretan pemegang rabana, satu atau dua orang pemainnya duduk persis di bagian tengah belakang pemain. Ia disebut tukang radek, yakni yang membawakan pantun dan lagu. Dikatakan pantun dan lagu, lantaran lagunya ibarat pantun, yakni punya sampiran dan isi.

Kesenian indang tersebut pun berkembang. Saat ini, khusus di Nagari Jawi-jawi Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, indang tidak lagi dimainkan hanya oleh kaum laki-laki. Di nagari itu sekarang punya grup indang perempuan. Atraksi dan aksinya pun tak kalah dari kaum laki-laki.

Bagaimana kaum perempuan itu piawai memainkan rabana dengan irama-irama yang memukau. Mereka juga melakukan aksi bersibak, yakni gerakan ke depan dan belakang, kemudian kiri dan kanan meliukkan tubuh dengan tetap memegang rabana, sangat menakjubkan. Begitu juga dengan radek, atau lagu-lagu dan pesan yang dibawakan sangat menarik.

Lebih dari ini, indang padusi ini tidak saja sebagai atraksi kesenian pada kegiatan-kegiatan budaya, lantaran Jawi-jawi Guguk yang ditetapkan sebagai nagari wisata budaya oleh pemerintah, melainkan lebih dari itu. Indang telah dijadikan penyampai pesan atau media publikasi pembangunan nagari itu. Bahkan, tentang penggunaan dana desa/nagari pun dijadikan radek indang.

"Hasil-hasil penggunaan dana desa atau nagari di sini tidak saja kami publikasikan pada baliho, website atau melalui pengumuman di masjid menjelang khatib naik mimbar di masjid-masjid, tetapi juga dengan kesenian tradisional indang padusi," kata Walinagari Jawi-jawi Guguk, Laswir Malin Putiah di hadapan tim penilai transparansi penggunaan dana desa tingkat Sumatera Barat, Jumat (22/11).

Lebih jauh ia mengatakan, kesenian tradisional indang padusi bernama 'Indang Bintang Barat' itu adalah satu-satunya grup indang yang seluruh pemainnya wanita. Pemerintah nagari Jawi-jawi membina indang tersebut dengan membantu pengadaan peralatan dan kostum. Kostum atau pakaian yang digunakan oleh seluruh pemainnya pun khas Jawi-jawi Guguk, yakni menggunakan tikuluak.

Indang tersebut sering tampil pada kegiatan-kegiatan adat dan budaya, baik yang diadakan nagari maupun kecamatan dan kabupaten. "Kita berupaya menghidupkan semua kesenian dan budaya tradisional nagari ini. Karena Jawi-jawi telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai nagari wisata budaya," lanjut Laswir. (sp)
 
Top