Faktual dan Berintegritas

 


KAMBANG, Swapena -- Udara dingin menjelang sahur, Jumat (30/4) membawa langkah Gubernur Sumbar, Mahyeldi ke subuah rumah kecil berdinding papan bekas di Kampung Padang Panjang 1, Nagari Kambang Utara, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Kedatangannya bersama sejumlah pejabat di rumah itu untuk numpang sahur.

Bagi pemilik rumah, Okta Perwira Negara (33), kedatangan orang nomor satu Sumbar itu adalah suatu yang tak pernah terlintas di pikirannya. Jangankan kedatangan gubernur,  kedatangan camat saja tak pernah terbayangkan.

Bagi Okta dan istri, kedatangan gubernur bagaikan sebuah mimpi. Ia yang hanya sebagai pengantar air galon dengan keadaan rumah sangat sederhana sangat mustahil dikunjungi pejabat.

Tapi kali itu, ia tidak sedang bermimpi.  Ia memang kedatangan tamu terhormat, yakni Gubernur Sumbar beserta sejumlah pejabat. Ada kikuk, ada malu, minder dan segala macamnya ketika itu. Tapi setelah berkomunikasi dengan Gubernur, semua rasa itu berangsur luruh.

Istri Okta, Rahmi Susanti (33) tahun pun ikut tersenyum senang setelah semua kekakuan cair. "Bantuak iko rumah kami nyo Pak," kata Rahmi yang sedang hamil besar. Bersama wanita itu ada dua anaknya, masing-masing sisulung Wahyu dan satu lagi perempuan bernama Vidiatun Hasnah. 

Kepada Gubernur, Okta berkisah tentang kehidupan keluarganya. Sebagai kepala keluarga ia bekerja sebagai pengantar air galon. Dalam satu galon ia dibayar Rp1.000. Di masa pandemi ini, satu hari ia hanya mampu mengantar 40 galon.

"Dalam satu galon Okta hanya mendapatkan seribu, berarti penghasilannya Rp40 ribu perhari, tentu sangat minim untuk memenuhi kebutuhan dua anak dan juga persiapan persalinan istrinya," ujar Mahyeldi.

Mahyeldi pun menyinggung kondisi rumah keluarga itu yang berdinding papan bekas dan sebahagian bagunan kamar dinding GRC, maka gubernur memutuskan membantu untuk memperbaikinya. "Mudah-mudahan nanti dengan bantuan bedah rumah sebanyak Rp25 juta ini dapat membeli material untuk memperbaiki dan menambah luasan rumahnya," ujar Mahyeldi.

Menurut Mahyeldi keluarga Okta  berhak menerima bantuan, termasuk rumah tidak layak huni. "Apalagi kabarnya, posisi rumahnya dekat dengan sungai, ketika hujan lebat sering kebanjiran akibat luapan air sungai. Dengan bantuan ini kita berharap juga dapat menjadi solusi untuk mengatasinya," jelas Mahyeldi.

Gubernur melanjutkan, bantuan Rp25 juta itu mungkin tak cukup untuk membuat rumah yang lebih layak, maka diharapkan dilakukan dengan bergotong royong para sanak famili dan masyarakat sekitar demi mempercepat mewujudkan harapan keluarga tersebut, bisa menempati rumah yang lebih layak.

"Mudah-mudahan  dengan bantuan ini memberikan kebaikan dan berkah bagi mereka untuk meningkatkan kehidupan lebih baik di masa datang. Yakinlah, dengan kepedulian tolong-menolong bahagian dari beribadah sebagi wujud syukur kepada Allah, maka Allah akan selalu memberikan jalan," kata Mahyeldi yang akrab disapa Buya.

Menurut dia, kekurangan yang ada tidak akan mengurangi kesempatan meraih keinginan, selagi selalu berserah diri dan mau berusaha. "Lihatlah hari ini ada seorang garin  mushalla, anak tukang becak, bisa jadi gubernur. Allah Maha Menentukan takdir setiap umatNya selagi umat itu mau bersungguh-sungguh berusaha, bekerja keras dan selalu mendekatkan diri kepadaNya. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang," ujar Mahyeldi mengingatkan.

Pada kesempatan itu, Rahmi Susanti dengan sepenuh hati senang bercampur bahagia, mengucapkan terima kasih kepada Gubernur dan Baznas Sumbar yang telah memberikan bantuan dan ikut sahur bareng di rumah kecilnya yang sempit berdinding keropos. "Kami sangat bahagia dan bersyukur dapat bantuan seperti ini. Teroma kadih Pak Gubernur dan Bapak-bapak lainnya. Semoga sehat selalu, " ucap dia. (zd/sp)

 
Top