Faktual dan Berintegritas


SEMENJAK viral pemalakan yang dilakukan seorang anak muda kepada sopir truk pengangkut semen minggu lalu, nama Izet menjadi populer. Sebab saat memeras itu ia 'memperkenalkan diri' sebagai Izet. 

Bagaikan tak dapat dibendung, media sosial nyaris tiap hari diwarnai 'Izet'. Berbagai hal dikaitkan dengan nama itu. Mulai dari yang buruk sampai yang paling buruk. Bahkan juga beredar parodi-parodi berlakon Izet. Pokoknya jadi 'seleb' dalam minggu ini, yang mampu mengalahkan berita Covid-19 yang 'juara dunia' atau PPKM Darurat yang memaksa orang dari luar masuk ke Kota Padang dan lain sebagainya.

Ada kalimat-kalimat spontan Izet yang tergenang dalam kepala masyarakat antara lain hobinya dua, yakni bacakak dan mabuk atau kalimat "lai tau ang sia deen?" 

Kemarin Izet ditangkap aparat Polda Sumbar di kawasan Tanah Datar. Lagi-lagi Izet jadi buah status  netizen. Mulai dari soal 'tangga sarawa' sampai ke kalimat-kalimat yang diucapkan pria itu. Di antara kalimat yang direkam kepala masyarakat adalah soal Izet yang dulu punya hobi bacakak dan mabuk, kini kini punya hobi sembahyang (shalat) dan mengaji (baca Alquran). Ini hal yang sangat baik tentunya.

Kemudian ada lagi kalimat Izet yang minta maaf kepada media sosial. Semuanya itu sangat menggelikan dan memantik masyarakat menjadikannya olok-olok atau parodi dan sebagainya.

Sudahlah! Rasanya tidak baik membully Izet terus-terusan. Ia sudah bayar perbuatannya yang kita yakini akan sampai lunas. Ia sudah menyesal dan minta maaf, bahkan berjanji tak akan memalak lagi. Ia akan jadi orang baik-baik ke depannya.

Ingat, Izet sama dengan kita. Ia punya keluarga, bapak, ibu, adik atau kakak, mamak atau kemenakan dan lainnya. Andaikan ia dibully terus jelas akan berimbas kepada mereka. Coba sesekali tempatkan diri kita sebagai keluarga Izet, bagaimana perasaan kita?

Sekarang yang perlu kita lakukan adalah mendorong Kepolisian membasmi preman-preman di berbagai sektor. Yang dilakukan Izet di kawasan Indarung itu hanya bagian kecil dari aksi premanisme di negeri ini. Barangkali masih banyak modus dilakukan preman lain dan di tempat lain. 

Bagaimana caranya? Laporkan jika terjadi tindak premanisme dan pungli di sekitar kita. Sebab, Presiden Jokowi sudah bertegas-tegas memberantas premanisme di negeri ini. (Sawir Pribadi)


 
Top