Faktual dan Berintegritas

Sawir Pribadi 

ANGKA kasus Covid-19 di Indonesia semakin menggila. Virus Corona tersebut bagaikan kendaraan putus rem, tak terkendali dan menghantam siapa saja. Anak kecil, remaja, dewasa atau orang tua, disambarnya. Sudah hampir 3 juta jiwa yang ditularinya. Ngeri!

Saking menggilanya, kini pertambahan harian kasus Covid-19 di Indonesia terbanyak di dunia. Sudah sepuluh kali pecah rekor di negeri ini. Rekor yang tidak bisa dibanggakan tentunya.

Virus Corona tak mengenal strata sosial. Petani, nelayan, pedagang, pengusaha, sopir, pegawai negeri sipil (PNS), tentara, polisi, jaksa, hakim hingga pejabat tinggi pun dideranya. Bahkan dokter dan tenaga medis dimangsanya juga. Ada yang kembali sehat dan ada pula yang menemui ajal dibuatnya. Pokoknya virus ini bisa menular ke siapa saja.

Di sejumlah provinsi, rumah sakit sudah penuh. Sebab tiap sebentar pasien Covid-19 berdatangan. Guna tetap memberikan pelayanan, pihak rumah sakit memasang tenda darurat di halamannya. Pemerintah terpaksa mencari gedung lain untuk dialihfungsikan sebagai rumah sakit Covid. 

Tak hanya itu, persediaan oksigen untuk pasien pun menipis. Benar-benar miris kita melihat kenyataan demikian. 

Agaknya kekhawatiran para ahli sebelumnya kini menjadi kenyataan. Beberapa bulan lalu, sejumlah ahli mengatakan, dengan kian abainya masyarakat terhadap protokol kesehatan, diprediksi Indonesia bisa seperti India. Yang terjadi di India ketika itu, rumah sakit penuh, oksigen kritis, tenaga kesehatan dan  petugas kremasi kewalahan. 

Kini hal seperti itu terjadi pada sejumlah provinsi, terutama di Pulau Jawa. Beberapa rumah sakit  sudah penuh, termasuk rumah sakit khusus Wisma Atlet, Jakarta. Petugas  pemakaman jenazah kelelahan dan petugas penggali kubur demikian pula. 

Ini adalah realita bahwa Covid kembali mengganas. Angka-angka pertambahan kasus harian kadang tak masuk akal. Dalam skala nasional angka pertambahan harian di atas 50 ribu. Khusus di Sumatera Barat angka pertambahan harian ada yang menembus angka 1.000 orang dalam sehari. Lebih dari itu, angka kematian pun cukup tinggi. Benar-benar membuat bulu kuduk berdiri.

Lalu, apa akal kita lagi? Berbagai tawaran disampaikan oleh para ahli untuk mengantisipasi masalah ini. Berbagai langkah juga sudah ditempuh. Terakhir saat ini diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di sejumlah daerah, termasuk pada tiga kota di Sumbar. Sampai hari ini, hasil dari langkah dimaksud belum terlihat. Malah kasus positif makin tinggi.

Terkait itu, adalah penting semua orang di negeri ini mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan lain sebagainya. Tanamkan dalam diri masing-masing bahwa itu sangat penting. Sekali lagi sangat penting! 

Artinya semua harus bertanggung jawab kepada diri sendiri. Malu dan merasa salah jika melanggar prokes.

Selain itu, pengusaha pusat perbelanjaan, rumah makan, restoran, bioskop, pengelola objek wisata dan segala macamnya yang sudah diatur pemerintah, ayo sama-sama mematuhinya. Jangan lagi ada main kucing-kucingan. Kalau disuruh tutup, ya tutup sajalah! Semua demi keselamatan diri dan masyarakat secara umum.

Ayo sama-sama jujur kepada diri sendiri. Jangan lupa, mari lakukan vaksin. Dengan demikian mudah-mudahan kasus Covid-19 di republik ini tidak rekor dunia lagi, dan sebaliknya segera berakhir. Semoga! (*)

 
Top