Faktual dan Berintegritas


PADANG, Swapena -- BPTD Wilayah III Sumatra Barat sebagai pengelola Terminal Tipe A terus mengoptimalkan operasional Terminal Tipe A Anak Air. Pada Mei 2021 lalu, terminal telah dioperasikan untuk Trans Padang. Dalam waktu dekat ini, Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) juga diharuskan menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal itu.

Demikian terungkap dalam Focus Group Discussion yang digelar Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (FLLAJ) Sumbar yang diselenggarakan di Gedung Terminal itu, Selasa (3/8). FGD Optimalisasi Pengoperasian Terminal  Tipe A Anak Air (Fungsional) itu mengangkat  tema "Sinergitas Pengoperasian Terminal Tipe A Anak Air (Fungsional) untuk mendukung Pelayanan Angkutan Jalan Umum yang Handal". 

Kepala BPTD Wilayah III Sumbar, Deny Kusdyana mengatakan, terminal itu telah dibangun dengan dana sebesar Rp70 miliar pada 2020 lalu. Saat ini, pembangunan diakuinya baru 80 persen, namun sudah dapat difungsikan dengan baik. Makanya, pihaknya mendorong seluruh angkutan umum bisa memanfaatkan terminal itu. Bila terminal berfungsi dengan baik, maka "tenant"  yang ada juga akan terisi dan perekonomian daerah khususnya Kota Padang turut terangkat.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumbar, Heri Nofiardi saat membuka kegiatan itu mengakui, ketiadaan terminal setelah tak ada lagi operasional Terminal Air Pacah yang pindah dari Terminal Lintas Andalas Padang telah memberikan dampak cukup signifikan terhadap keberlangsungan angkutan darat di daerah ini. Beberapa temuan dari Dishub Sumbar, diantaranya pengusaha tak lagi sanggup membiayai operasionalnya, tak bisa mengurus izin trayek, bahkan tidak memperpanjang Kartu Pengawas.

"Konsekuensi dari itu adalah tidak adanya jaminan keselamatan bagi penumpang. Makanya, dengan keberadaan terminal, kita bisa menghimpun kekuatan, bersinergi memajukan angkutan darat yang saat ini juga menghadapi dilema dengan kehadiran angkutan online," kata Kadishub.

Ketua Organda Sumbar, Imral Adenansi meyakini, para pengusaha angkutan akan memberikan dukungan terhadap optimalisasi Terminal Tipe A Anak Air tersebut. Namun dia meminta agar pemerintah dapat pula menertibkan hambatan-hambatan yang dihadapi pengusaha angkutan, diantaranya keberadaan angkutan tanpa izin atau travel liar. 

Hal senada juga disampaikan Pimpinan PT Sarah  NS Transpor, Hj. Neldawati dan Perwakilan LBE, Kadir Tje. Mereka siap mendukung operasional terminal, bila pemerintah dapat menertibkan keberadaan travel liar yang selama ini memberikan dampak cukup besar bagi keberlangsungan angkutan mereka yang memiliki legalitas yang jelas. 

Kepala BPTD Wilayah III Sumbar menegaskan siap mendukung penertiban travel liar bersama dengan aparat kepolisian dan jajaran perhubungan lainnya. Dia sangat berharap, terminal tipe A ini dapat segera berfungsi dengan baik. "Masyarakat kami harapkan juga memberikan dukungan dengan naik dan turun angkutan di terminal ini," ajaknya.

Masyarakat menurutnya tak perlu khawatir dengan sarana prasarana yang ada. Bangunan terminal dengan luas 1.000 meter persegi itu bisa menampung hingga 300 orang. Transportasi dari dan ke terminal juga sudah ada, yakni Trans Padang yang berjalan di koridor I dan IV yang dapat diakses dengan baik di berbagai halte yang ada di dalam kota. "Saya optimis, terminal ini dapat difungsikan dengan baik, apalagi dengan keberadaan Jalan Tol Trans Sumatra yang ujungnya ada di Jalan By Pass dan dekat dengan terminal ini," ulas Deny.

Komitmen mendukung keberadaan Terminal Anak Air juga disampaikan Jasa Raharja dan jajaran kepolisian. Bahkan, Jasa Raharja kata Kabag Ops-nya, Hendra tidak akan mencairkan asuransi kecelakaan bagi kendaraan  yang terbukti sebagai travel liar.

Sebelumnya, Sekretaris FLLAJ, Era Nofiardi mengatakan FGD itu digelar demi menginformasikan kepada masyarakat tentang keberadaan Terminal Tipe A Anak Air. "Kita berharap dalam kegiatan ini banyak masukan yang didapatkan demi optimalisasi terminal,"  pungkasnya. (yn)

 
Top